Meta ‘Bersih-bersih’ Hoaks Covid-19, Termasuk Akun Anti-vaksin
Raksasa teknologi induk Facebook dan Instagram, Meta dilaporkan tengah membasmi misinformasi atau hoaks tentang Covid-19 di platform.
Upaya dilakukan salah satunya dengan menggagalkan gerakan anti-vaksin yang melecehkan pekerja medis, jurnalis, dan pejabat terpilih.
Induk dari platform media sosial Facebook ini mengatakan pada Rabu (1/12) pihaknya telah menggagalkan kampanye anti-vaksin sebagai bagian dari langkah berkelanjutan dalam menangkal informasi yang salah terkait pandemi Covid-19.
Raksasa media sosial tersebut menghapus akun di Perancis dan Italia yang terkait dengan gerakan konspirasi yang disebut ‘V_V’, yang membanjiri postingan pro-vaksin hingga puluhan ribu komentar.
Pendukung “V-V” disebut telah melakukan “pelecehan massal” pada pengguna di YouTube, Twitter, VKontakte dan platform online lainnya dengan menggunakan swastika atau gambar lain.
Mereka juga menyebut dokter dan pekerja media sebagai ‘pendukung Nazi’ karena mendukung program vaksin.
Langkah Meta dalam menangkal misinformasi dan pelecehan pada platformn datang ketika mereka mendapat tuduhan bahwa perusahaannya menempatkan keuntungan di atas keselamatan pengguna.
Facebook mengubah nama perusahaan induknya menjadi ‘Meta’ pada Oktober lalu ketika mencoba untuk membawa reputasi Facebook sebagai jaringan sosial yang dilanda skandal ke sebuah visi realitas virtual perusahaan teknologi untuk masa depan.
Sebuah laporan dari firma analisis jaringan sosial Graphika memberikan informasi tambahan tentang ‘V_V.’ Gerakan ini disebut terlibat dalam ‘perang psikologis’ secara gerilya yang menargetkan pendukung vaksin.
Graphika memperkirakan bahwa ‘V_V’ memiliki sekitar 20 ribu pengikut, dan mengatakan kelompok ini telah dikaitkan dengan perusakan rumah sakit dan upaya untuk mengganggu program vaksinasi dengan berulang kali memesan dan membatalkan janji temu medis.
Kepala Investigasi Emerging Harms di Meta, Mike Dvilyanski mengatakan bahwa gerakan kelompok tersebut menggunakan layanan pesan Telegram untuk melatih rekrutan dan menyebarkan berita tentang siapa yang akan dijadikan target.
“Meskipun kami tidak melarang semua konten V_V, kami terus memantau situasi dan akan mengambil tindakan jika kami menemukan pelanggaran tambahan,” kata Meta, seperti dilansir dari AFP.
Sejak awal pandemi, informasi yang salah memiliki banyak bentuk, mulai dari nasihat kesehatan yang salah dan berbahaya hingga apa yang disebut obat ajaib, teori konspirasi, retorika rasis, dan penipuan online.
Sebelumnya pada Maret, Amerika Serikat mengecam apa yang disebutnya sebagai kampanye disinformasi Rusia terhadap vaksin Covid-19 buatan AS. Amerika Serikat menyebut kampanye dari Moskow ini membahayakan nyawa.
Lebih lanjut, Meta juga melaporkan telah menghapus sebuah jaringan dari China yang menggunakan akun palsu untuk mempromosikan klaim palsu dari seorang ahli biologi Swiss.
(lnn/fjr)