Microsoft Resmikan Indonesia Central Cloud Region, Ini Tujuannya
Jakarta, Indonesia —
Microsoft menunaikan komitmen investasinya dengan meluncurkan Indonesia Central pada Selasa (27/5). Kluster data center atau yang mereka sebut sebagai Azure Region ini menjadi yang kedua di Asia Tenggara setelah Singapura.
“Hari ini kami menandai babak baru dalam perjalanan kami bersama dengan peluncuran Indonesia Central Cloud Region. Sebuah tonggak sejarah yang tidak hanya memberdayakan individu dan organisasi untuk meningkatkan skala pengembangan dari dunia ke Indonesia, tetapi yang juga dari Indonesia ke dunia,” ujar President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir dalam Microsoft AI Tour, Jakarta, Selasa (27/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2024, Microsoft menyatakan komitmennya untuk melakukan investasi US$1,7 miliar (setara dengan Rp27,6 triliun) selama empat tahun untuk infrastruktur cloud dan AI baru di Indonesia, serta kesempatan pelatihan keterampilan AI bagi 840.000 orang, dan dukungan terhadap komunitas developer dalam negeri yang terus berkembang.
Investasi ini disebut sebagai investasi tunggal terbesar dalam 29 tahun sejarah Microsoft di Indonesia.
Komitmen investasi ini disampaikan langsung Satya Nadella, Chairman dan CEO Microsoft saat berkunjung ke Indonesia tahun lalu. Kini, Microsoft mengeksekusi salah satu bagian komitmen tersebut dengan meluncurkan Indonesia Central.
Indonesia Central berlokasi di Jawa Barat dan hadir dalam tiga availability zone yang saling terhubung. Format ini menawarkan resiliensi atau ketahanan. Dalam sistem ini, integrasi otomatis dan replikasi data bisa menjaga keberlangsungan bisnis dan operasional organisasi jika terjadi masalah pada salah satu fasilitas, misalnya ketika terjadi bencana.
Dengan spesifikasi hyperscale, Indonesia Central bisa mengakomodir berbagai kebutuhan organisasi, termasuk pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Indonesia Central Cloud Region diproyeksikan bisa memberi dampak ekonomi sebesar US$2,5 miliar atau sekitar Rp40,6 triliun dalam periode 2025-2028. Di periode yang sama, proyek ini juga diperkirakan melahirkan lebih dari 106 ribu lapangan kerja lintas sektor, mulai dari manufaktur, finansial, komunikasi dan media, hingga pemerintahan.
(lom/dmi)