Muktamar NU Bahas Operasi Penyesuaian Kelamin Pasien Interseks



Lampung, Indonesia —

Komisi Bahtsul Masail Ad-Diniyah Al-Waqi’iyah Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) akan membahas operasi penyesuaian alat kelamin bagi orang dengan gejala interseksual saat dewasa.

“Pembahasan difokuskan terkait cara penentuan jenis kelamin seseorang yang hanya mempunyai alat kelamin laki-laki (sempurna atau tidak) namun memiliki rahim dan mempunyai darah haid meskipun tertahan di dalam tubuh atau ciri-ciri lain yang menjadi ciri lahiriah wanita,” kata Sekretaris Komisi Bahtsul Masail Ad-Diniyah Al-Waqi’iyah, Sarmidi Husna dalam keterangan resminya, Kamis (23/12).

Komisi juga berencana membahas cara penentuan jenis kelamin seseorang yang mempunyai alat kelamin wanita, baik sempurna atau tidak. Namun tidak memiliki rahim, tidak mengalami menstruasi, atau ciri lain yang menjadi ciri lahiriah laki-laki.

Sarmidi menambahkan, orang yang terlahir sebagai interseks bisa tampak seperti pria atau wanita pada umumnya. Tetapi mereka memiliki organ reproduksi pria dan wanita pula.

“Seorang pria yang terlahir dengan kondisi ini tidak hanya memiliki penis, tetapi juga rahim di dalam tubuhnya. Sebaliknya, seorang wanita dengan kondisi interseks memiliki rahim sekaligus testis pada tubuhnya. Kondisi ini umumnya terjadi karena perubahan genetik,” kata dia.

Ia menjelaskan banyak kasus interseks diketahui ketika penderita menginjak remaja atau dewasa. Paslanya, tanda-tanda jenis kelamin seseorang pada masa semakin jelas.

Ia mengatakan seseorang sejak bayi hingga remaja diperlakukan sebagai wanita karena penis atau testisnya tidak kelihatan. Namun sampai dewasa ia tidak mengalami menstruasi dan setelah diteliti ternyata tidak punya rahim.

“Masalah ini diangkat menyusul peningkatan jumlah pengidap ketidakjelasan kelamin atau interseksual dari tahun ke tahun,” kata Sarmidi.

Ia menjelaskan seorang interseks berbeda dengan transgender. Seorang transgender terlahir hanya dengan satu jenis kelamin. Hanya saja ia merasa bahwa jenis kelamin yang dimiliki bukan jenis kelamin yang sesungguhnya.

Seorang transgender yang terlahir sebagai laki-laki akan merasa bahwa seharusnya ia memiliki jenis kelamin wanita. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga ia mungkin akan melakukan operasi untuk mengubah jenis kelaminnya. Setelah jenis kelaminnya berubah, mereka akan disebut transeksual.

“Di forum muktamar ini kita bermaksud membahas masalah interseks dalam Islam dan tentu mencarikan jalan keluar bagi pasien interseks,” kata Sarmidi.

(rzr/gil)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *