Myanmar Tak Diajak dalam Pertemuan Khusus ASEAN dan China



Jakarta, Indonesia —

Para pemimpin negara Perserikatan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China melakukan pertemuan khusus tanpa menghadirkan perwakilan dari Myanmar.

Menteri Luar Negeri Malaysia, SaifuddinAbdullah, mengonfirmasi kabar tersebut. Mulanya, kedutaan Myanmar untuk Beijing diperkirakan menghadiri acara itu sebagai perwakilan Myanmar.

Pada hari Minggu (21/11), Saifuddin mengatakan negara-negara ASEAN kecuali Myanmar dan China telah sepakat duta besar Myanmar untuk Beijing akan bergabung dalam pertemuan itu.

Namun, ia disebut tak jadi mewakili negara yang kini masih dikudeta itu.

“Ada kursi yang kosong untuk Myanmar, tapi ternyata ada semacam konsensus soal siapa yang akan mewakili Myanmar,”kata Saifuddin dikutip Reuters, Senin (22/11).

Ia kemudian mengatakan Myanmar tak memberi respons apapun soal kehadiran di pertemuan itu.

“Ternyata tak ada nama (yang diajukan dalam pertemuan).”

Junta militer Myanmar tak segera memberi komentar. Juru Bicara junta juga tak bisa dihubungi terkait pertemuan itu.

Selain Malaysia, Singapura juga menunjukkan ketidakhadiran Myanmar dalam pertemuan itu.

Hal tersebut tercermin dari tangkapan layar Menteri Luar Negeri Singapura, Lee Hsien Loong, yang menampilkan semua negara kecuali Myanmar, terkait pertemuan blok Asia Tenggara dengan China.

China telah melobi ASEAN, agar pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, diizinkan hadir dalam pertemuan, tetapi gagasan Beijing mendapat pertentangan yang keras.

Ketidakhadiran itu bisa menjadi pukulan bagi China, sebagai sumber utama investasi dan perdagangan di Myanmar dan salah satu sekutu diplomatik negara itu.

Meski demikian, Saifuddin mengatakan, ASEAN mengapresiasi langkah China terkait isu Myanmar.

“Itu menunjukkan dalam banyak cara, betapa ASEAN dan China saling menghargai posisi satu sama lain dan bersedia mencapai semacam kesepakatan,” pungkas Saifuddin.

Bulan lalu, Myanmar menolak pertemuan yang digelar ASEAN. Mulanya, blok itu meminta perwakilan non-politik dalam agenda pertemuan organisasi, namun pihak Myanmar tak mengirim siapapun.

Myanmar berada dalam krisis politik dan kemanusiaan usai militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah. Mereka juga menangkap para petinggi negara, dan warga sipil.

Militer tak segan membunuh siapa saja yang menentang kekuasaan di negara itu.

Merespon situasi di Myanmar, ASEAN sempat menggelar konferensi tingkat tinggi khusus membahas apa yang terjadi di negara tersebut.

Salah satu konsensus dari hasil pertemuan itu, mereka mengirim utusan ke Myanmar untuk membantu menyelesaikan konflik dan menemui sema pihak yang terlibat. Namun, belum ada kabar hingga sekarang.

Saifuddin mengaku, para negara anggota ASEAN masih sangat berharap kunjungan utusan blok itu ke Myanmar bisa terwujud.

(isa/bac)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *