Nakes Afghanistan Keluhkan Krisis Stok Obat



Jakarta, Indonesia —

Beberapa tenaga kesehatan di Kabul, Afghanistan, mengeluhkan kekurangan obat di berbagai apotek kota itu. Mereka juga menyampaikan banyak perusahaan obat-obatan yang tutup, pun juga kesulitan mengimpor bahan baku obat.

Kepala Serikat Layanan Obat-Obatan Afghanistan, Assadullah Kakar, menyampaikan bahwa perusahaan obat-obatan di negara itu berhenti beroperasi karena kurangnya bahan baku untuk memproduksi obat.

“Beberapa perusahaan berhenti (beroperasi), tidak ada bahan baku, stok obat-obatan yang dibutuhkan semakin berkurang di bazar, lebih banyak perusahaan akan tutup jika situasi yang sedang berlangsung terus berlanjut,” kata Kakak, dikutip dari media lokal Afghanistan, Tolo News.

Salah satu pekerja kesehatan di Kabul bahkan menyampaikan dirinya tak bisa menemukan obat untuk mengobati pasien.

“Saya tidak dapat menemukan obat yang saya butuhkan untuk pasien saya, saya pergi ke berbagai apotek. Jika ada pun, harganya terlalu mahal,” kata salah satu residen di Kabul, Mohammad Ismail.

Sementara itu, beberapa pemilik apotek menceritakan harga obat di perkotaan Afghanistan semakin meningkat, bersamaan dengan menyusulnya penghentian impor.

“Karena obat adalah keharusan, orang-orang membutuhkan dan memintanya, penerbangan dari India dan Pakistan ke Afghanistan dihentikan, ini memengaruhi masalah (kekurangan obat),” tutur Hashmat, salah satu pemilik apotek di Kabul.

Menurut data Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan, negara itu mengimpor lebih dari 90 persen obat-obatan dari Pakistan, India, Turki, dan Bangladesh.

Sejak Taliban berkuasa, sistem kesehatan di Afghanistan terancam kolaps, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan LSM yang bekerja di negara itu.

Ribuan pekerja medis Afghanistan tak menerima upah mereka selama berbulan-bulan. Salah satu penyebabnya karena negara itu mengalami krisis ekonomi.

Bahkan, Taliban sempat meminta dunia internasional untuk mencairkan aset Afghanistan untuk menangani masalah perekonomian ini.

Tak hanya itu, banyak warga Afghanistan yang mengalami kekurangan makanan kronis.

Menurut PBB, lebih dari 12 juta warga Afghanistan menghadapi ancaman kelaparan dan bergantung pada bantuan makanan. Selain itu, pandemi Covid-19 yang kini melanda dunia juga memperburuk kondisi negara itu.

(pwn/bac)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *