NasDem Sindir Narasi Utang PKS: Klasik, Negara Tak Bangkrut
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Willy Aditya menyebut narasi beban utang negara yang disampaikan Presiden PKS Ahmad Syaikhu sebagai hal yang klasik dan tak pernah terbukti.
Dia menilai narasi tersebut terlampau klasik sebab hanya mengulang narasi-narasi sebelumnya, seperti jumlah utang, beban generasi, bangkrut, dan seterusnya. Namun, narasi itu tak pernah terbukti dan masyarakat tetap menjalani hidup seperti biasa.
“Apa yang terjadi kemudian, kehidupan berjalan biasa saja, tidak bangkrut seperti yang diprediksi oleh Syaikhu dkk bertahun-tahun lalu karena pengelolaan yang digariskan Undang Undang,” kata dia kepada Indonesia.com, Jumat (31/12).
Willy mengingatkan Syaikhu bahwa politik bukan sekadar mencari sensasi seperti lewat narasi utang. Masyarakat kata dia perlu diberikan pendidikan politik. Soal utang, lanjutnya, publik juga perlu diedukasi.
Willy tak menampik, pemerintah atau negara memang memiliki beban utang. Namun, kata dia, politik juga perlu menjelaskan penggunaan utang tersebut. Misalnya, untuk apa utang itu digunakan, bagaimana pengelolaannya, apa yang didapat dari utang, hingga berapa produksi nasional.
Menurut Willy, angka utang juga merepresentasikan banyak hal. Ada cerita di balik angka yang perlu disampaikan ke publik.
“Utang untuk menghadapi disrupsi ekonomi, kesehatan, dan proyeksi masa depan saya kira wajar meningkat selama itu semua dilakukan sesuai konstitusi dan untuk kepentingan rakyat,” katanya.
Anggota Komisi XI DPR itu menilai hingga saat ini Indonesia termasuk salah satu negara yang cukup bertahan di tengah badai krisis ekonomi global selama pandemi Covid-19. Sehingga, narasi mencekam dan negatif lainnya soal utang hanya akan memukul optimisme masyarakat.
“Tidak memberdayakan, justru melemahkan. Kalau pilihan politik Syaikhu adalah untuk menularkan mentalitas lemah, murung, penakut, bahkan dekonstruksionis kepada publik, ya mereka akan mendapat apa yang telah dituainya,” kata dia.
Dalam pidato akhir tahunnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu sebelumnya memperkirakan Presiden Joko Widodo akan mewariskan utang hingga Rp7 ribu triliun di akhir masa jabatan.
“Artinya, dalam 10 tahun pemerintahan, Presiden Jokowi akan mewariskan tambahan utang negara, lebih dari Rp7 ribu triliun,” katanya di kanal YouTube resmi PKS, Kamis (30/12) malam.
(thr/arh)