Nelayan di OKU Sumsel Sudah Sepekan Tak Melaut Imbas Cuaca Buruk



Jakarta, Indonesia —

Nelayan Danau Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel), sudah sepekan terakhir tak bisa mencari ikan akibat cuaca buruk. Angin kencang menyebabkan kondisi di danau tidak memungkinkan untuk para nelayan mencari ikan.

Joni, salah satu nelayan di Danau Ranau menyebut, tidak ada nelayan yang mencari ikan karena akan sangat berbahaya bila memaksakan diri.

“Angin sudah beberapa hari ini, sekitar seminggu ini, sangat kencang. Kalau dipaksakan akan berbahaya bagi keselamatan kami para nelayan,” ujar Joni, Senin (15/8).

Joni mengungkapkan, angin kencang dan ombak tinggi memang biasa menerpa saat memasuki musim hujan. Kalau dipaksakan, ombak dapat menenggelamkan kapal. Mau tidak mau, Joni dan nelayan lainnya harus menunggu cuaca kembali bersahabat.

“Harus tunggu sampai angin kencang berhenti, sementara ini tidak bisa dulu mencari ikan. Apalagi kalau malam. Tidak ada pekerjaan pengganti tapi kalau memaksakan pun akan mengancam nyawa,” kata dia.

Seraya menunggu, kapal hanya bisa ditambatkan di pesisir danau dan para nelayan kebanyakan terpaksa mencari pekerjaan sampingan karena memang sehari-hari mencari dan menjuak ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Macam-macam ada yang jadi kuli angkut di pasar, bangunan. Yang penting bisa dapat penghasilan sehari-hari. Mudah-mudahan cuaca segera normal,” kata dia.

Terpisah, Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi kelas 1 Palembang Nandang Pangaribowo menjelaskan, kondisi prakiraan musim hujan di Sumsel sedang memasuki musim hujan. Pihaknya memprakirakan musim hujan akan berlangsung hingga April 2022 mendatang.

Fenomena La Nina hingga awal tahun 2022 menyebabkan bertambahnya potensi curah hujan di wilayah Indonesia hingga 70 persen. Khususnya OKU Selatan dan Sumsel bagian barat mengalami curah hujan tinggi.

“Kami meminta kepada seluruh instansi terkait untuk berhati-hati dan waspada ketika hujan deras, terutama dk kawasan dataran tinggi yang berpotensi bencana hidrometrologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang,” ungkap Nandang. 

(idz/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *