Obat Corona hingga Bebas Booster WNI di Saudi
Indonesia masih berada di tengah ancaman gelombang tiga Covid-19 pascalibur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (nataru). Di tengah ancaman itu, Covid-19 varian B.1.1.529 atau varian Botswana dikhawatirkan masuk ke Indonesia.
Varian baru satu ini disebut lebih ganas mengingat jumlah mutasi yang sangat banyak dibandingkan varian Covid-19 lainnya.
Menghadapi ancaman gelombang tiga, pemerintah Indonesia juga melakukan antisipasi. Salah satu langkah antisipasi yang diambil pemerintah seperti mematenkan obat Covid-19 Remdesivir dan Favipiravir untuk kebutuhan dalam negeri.
Indonesia.com merangkum informasi seputar Covid-19 dalam 24 jam terakhir:
Pemerintah Terbitkan Perpres Paten Remdesivir dan Favipiravir
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mematenkan obat Favipiravir dan Remdesivir untuk memenuhi ketersediaan dan kebutuhan obat untuk mengobati pasien Covid-19. Paten terhadap dua obat tersebut dilaksanakan dalam waktu tiga tahun ke depan.
Ketetapan itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 100 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah Terhadap Obat Remdesivir dan Perpres Nomor 101 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah Terhadap Obat Favipiravir.
“Pemerintah melaksanakan paten terhadap obat Remdesivir. Pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat Remdesivir dimaksudkan untuk memenuhi ketersediaan dan kebutuhan yang sangat mendesak untuk pengobatan penyakit Covid-19,” kata Presiden Jokowi dikutip dalam salinan Perpres Nomor 100 tersebut, Jumat (26/11).
Varian Botswana Belum Masuk Indonesia
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian Covid-19 B.1.1.529 atau varian Botswana belum masuk ke Indonesia.
Nadia menyebut varian Botswana sudah menjadi perhatian pemerintah Indonesia karena berpotensi lebih menular. Meski demikian, Nadia mengatakan antisipasi yang dilakukan pemerintah masih sama seperti sebelumnya.
“Belum [ditemukan] ya, belum masuk Indonesia,” kata Nadia saat dihubungi Indonesia.com, Jumat (26/11).
Siti menyatakan pihaknya pun tak menutup diri atas ancaman risiko gelombang tiga Covid-19 di akhir tahun. Sebelumnya, ada penelitian lembaga Amerika Serikat (AS) yang menilai lonjakan Covid tak terjadi di Indonesia dalam waktu dekat.
“Kami sudah baca prediksi [peneliti AS] itu, kami tetap waspada karena potensi peningkatan kasus bisa terjadi sebab varian delta yang masih mendominasi di Indonesia,” kata Nadia.
Kritik Progres Vaksinasi Sebulan Terakhir
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengkritik program vaksinasi Covid-19 yang menurun selama 3-4 pekan terakhir. Padahal potensi gelombang tiga Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi dalam waktu dekat.
Jumlah capaian program vaksinasi di Indonesia terpantau kembali mengalami penurunan dalam sepekan terakhir. Tercatat, selama periode 18-24 November jumlah dosis yang digunakan untuk vaksinasi dosis satu dan dua tak sampai menyentuh 10 juta dosis.
Pun pada 18 November, jumlah capaian vaksinasi hanya 123.816 orang dalam sehari. Sehingga jumlah itu tercatat menjadi capaian vaksinasi harian terendah sepanjang November. Temuan itu diketahui berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
“Ini [vaksinasi] harus segera diupayakan, ya, ditingkatkan, diakselerasi vaksinasi ini. Karena tampaknya untuk Indonesia harus dipahami begini, kemarin itu berhasil karena vaksinasi banyak dilakukan di Jawa-Bali dan dua pulau itu mobilitas memang besar,” kata Dicky saat dihubungi Indonesia.com, Kamis (25/11).
WNI Masuk Saudi Tanpa Booster Vaksin
Warga Negara Indonesia (WNI) disebut bisa masuk ke Uni Emirat Arab (UEA) tanpa memerlukan vaksinasi Covid-19 dosis tiga. Persyaratan tersebut mulai berlaku pada Rabu, 1 Desember 2021. WNI juga disebut bisa masuk Arab Saudi tanpa perlu melalui negara ketiga selama 14 hari.
“Pada Rabu 1 Desember 2021, warga Indonesia sudah diperbolehkan masuk ke Arab Saudi tanpa perlu melalui negara ke-3 selama 14 hari dan tidak ada lagi persyaratan booster,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis, Jumat (26/11).
(mln/kid)