Omicron Hantui Rencana Pembukaan Kembali Australia



Jakarta, Indonesia —

Pemerintah Australia masih tetap pada rencana membuka aktivitas perekonomian setempat di tengah situasi tak menentu akibat temuan kasus varian Omicron di negara tersebut.

Australia sebelumnya melaporkan menemukan kasus varian Omicron dan sebuah klaster di Sydney berisi 13 kasus, serta dugaan infeksi di negara bagian Queensland.

Meski begitu, pemerintah federal Australia tetap pada rencana untuk membuka perekonomian dengan pertimbangan varian baru terbukti tidak lebih parah dibanding jenis sebelumnya.

Sementara itu, sebagian pemerintah negara bagian dan wilayah memilih memperketat pengendalian perbatasan domestik mereka.

Australia melaporkan temuan kasus penyebaran lokal dari varian Omicron pada Jumat (3/12). Kasus tersebut berada di sebuah sekolah di Sydney. Pihak satgas setempat menginvestigasi sumber penyebaran dan kasus lain yang mungkin muncul.

Pemerintah Queensland menduga kasus pertama Omicron ada pada seseorang yang bepergian dari Afrika Selatan. Namun penyelidikan sekuen genom masih berlangsung.

“Unit kesehatan publik telah mengesampingkan hal tersebut adalah Delta. Namun kami belum dapat memastikan apakah itu Omicron,” kata Menteri Kesehatan Negara Bagian Queensland, Yvette D’Ath.

“Namun sudah diperlakukan sebagai kasus Omicron,” lanjutnya.

Pemerintah South Australia mengatakan pada Sabtu (4/12) bahwa segala kedatangan dari New South Wales, Victoria, dan wilayah ibu kota akan dites Covid-19.

Negara bagian itu kembali membuka perbatasan domestik hanya beberapa hari lalu untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.

Beberapa ribu orang memprotes perintah vaksinasi di Melbourne, dengan sejumlah unjuk rasa berlangsung setiap pekan dan menarik minat warga yang sebagian besar kelompok sayap kanan dan pendukung teori konspirasi.

Sementara, sebuah protes tandingan yang lebih kecil menyerukan untuk menghentikan gerakan sayap kanan di kota dan mendukung vaksinasi.

Negara bagian Victoria yang menjadi rumah bagi kota Melbourne mensyaratkan vaksinasi penuh untuk mengakses sebagian besar layanan kesehatan dan retail non-esensial. Begitu pula bila ingin bekerja di jasa kesehatan dan industri lainnya.

Data Kementerian Kesehatan Australia menunjukkan hampir 88 persen dari populasi Australia di atas 16 tahun telah sepenuhnya divaksin.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan beberapa waktu lalu, jumlah pendukung anti-vaksin di Australia sebenarnya hanya beberapa persen.

Namun mereka yang tidak divaksin mengisi sebagian besar pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Di Victoria, 90 persen dari 44 pasien perawatan intensif belum mendapatkan vaksin secara penuh.

(Reuters/end)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *