Omicron Sudah Ada di Belanda sebelum Kasus dari Penerbangan Afsel
Belanda menyatakan Covid-19 varian Omicron pertama terdeteksi di negaranya sejak 19 November.
Temuan ini berbeda dengan pernyataan pemerintahan Perdana Menteri Mark Rutte sebelumnya yang mendeteksi kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Belanda pada 26 November dari penumpang pesawat asal Afrika Selatan.
Kini, Institut Kesehatan Publik dan Lingkungan Nasional Belanda (RIVM) mengonfirmasi varian Omicron ditemukan pada dua sampel pasien Covid-19 yang diambil pada 19 November dan 23 November.
“Belum diketahui apakah orang-orang ini sempat mengunjungi Afrika Selatan atau tidak,” demikian pernyataan RIVM yang dikutip Reuters.
Ahli virologi RIVM, Chantal Reusken, mengatakan bahwa salah satu pasien Covid-19 itu mungkin tertular di Belanda.
“Namun, bagaimana tepatnya ini masih diselidiki,” kata Reusken pada Selasa (30/11).
RIVM mengatakan dua sampel pasien Covid-19 pada 19 dan 23 November itu pun membuat total infeksi varian Omicron di Belanda menjadi 16 kasus sejauh ini.
Sebelumnya, pihak berwenang Belanda meyakini bahwa kasus varian Omicron pertama terdeteksi pada 26 November setelah 14 penumpang pesawat dari Johannesburg dan Cape Town dinyatakan positif Covid-19.
Varian Omicron menjadi sorotan dan perhatian dunia setelah ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi Covid-19 varian yang saat itu masih dikenal dengan varian Botswana meningkat signifikan.
Dikutip , sejauh ini setidaknya ada 20 negara yang telah mengonfirmasi keberadaan Covid-19 varian Omicron.
Sementara itu, sebanyak 70 negara, termasuk Indonesia, telah memberlakukan pembatasan hingga larangan perjalanan dari beberapa negara di selatan Afrika demi mencegah penyebaran varian Omicron yang dikhawatirkan lebih menular dari varian Delta.
Hingga kini, para ilmuwan masih terus melakukan penelitian dan belum bisa menjelaskan dengan detail apakah varian ini lebih menular dan mampu mengurangi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada.
Salah satu yang memicu kekhawatiran para ahli adalah varian Omicron memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, melebihi 30 sel kunci protein spike.
Jumlah mutasi itu tidak biasa jika dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya selama ini.
Para ilmuwan khawatir tingginya jumlah mutasi Omicron dapat membuat varian Covid-19 ini lebih mudah menular dan mengurangi kekebalan imun.
Para ilmuwan berulang kali menegaskan bahwa mutasi dan varian virus corona akan terus bermunculan. Varian Omicron menjadi salah satu yang menurut para ahli perlu diwaspadai dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Omicron dalam daftar Variant of Concern (VOC).
Variant of Concern merupakan varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.
Omicron bergabung dengan beberapa varian lain yang lebih dulu masuk kategori Varian of Concern WHO yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
(rds/has)