Pakar Temukan Magma Misterius, Bisa Jadi Pasokan Energi Baru




Jakarta, Indonesia

Pakar menemukan tipe magma misterius di dalam gunung berapi yang telah mati di berbagai belahan dunia.

Magma ini diduga mengandung logam tanah jarang, material penting untuk kendaraan listrik, turbin angin, dan sejumlah teknologi ramah lingkungan lain.

Logam tanah jarang, seperti lantanum, neodymium, dan terbium, sangat penting untuk membantu dunia memutus hubungan jangka panjang dengan bahan bakar fosil yang menjadi dalang pemanasan global.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahan-bahan ini sebenarnya tidak terlalu langka, namun sulit diekstraksi karena sering kali ditemukan dalam konsentrasi yang rendah. Seiring dengan meningkatnya permintaan, banyak negara berebut mencari sumber-sumber baru untuk memutus ketergantungan mereka pada China, yang saat ini mendominasi rantai pasokan.

Michael Anenburg, seorang peneliti di Australian National University dan penulis studi mengatakan penelitiannya berpotensi membuka jalan baru untuk ekstraksi logam tanah jarang.

Penelitian ini terinspirasi oleh penemuan tahun lalu atas deposit logam tanah jarang yang sangat besar di Kiruna di Arktik Swedia. Kiruna merupakan sebuah kota pertambangan yang berada di atas massa bijih besi yang sangat besar, yang terbentuk sekitar 1.600 juta tahun yang lalu setelah aktivitas gunung berapi yang intens.

Peneliti di Australian National University dan University of the Chinese Academy of Sciences ingin mengetahui apakah kehadiran logam tanah jarang tersebut merupakan insiden geologi atau apakah ada sesuatu yang melekat pada gunung berapi yang kaya akan besi yang membuatnya kaya akan logam tanah jarang.

Namun begitu, mereka tidak berhasil menemukan gunung berapi aktif dengan karakteristik yang sesuai.

“Kami belum pernah melihat magma yang kaya akan zat besi meletus dari gunung berapi aktif, tapi kami tahu beberapa gunung berapi yang sudah punah, yang berusia jutaan tahun, mengalami jenis letusan yang penuh teka-teki ini,” kata Anenburg, dikutip dari , Jumat (27/9).

Kemudian, para ilmuwan mensimulasikan ruang magma di laboratorium mereka menggunakan batuan sintetis dengan komposisi yang mirip dengan yang ada di gunung berapi yang sudah punah, memasukkannya ke dalam tungku bertekanan dan memanaskannya hingga suhu yang sangat tinggi.

Setelah batuan meleleh dan menjadi “magmatik,” magma yang kaya akan zat besi menyerap semua logam tanah jarang dari lingkungan sekitarnya. Alhasil, para peneliti menyimpulkan bahwa magma yang kaya akan zat besi ini 200 kali lebih efisien dalam mengkonsentrasikan logam tanah jarang dibandingkan dengan magma yang biasanya meletus dari gunung berapi biasa.

Lebih lanjut, temuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada penyimpanan logam jarang yang belum dieksplorasi di gunung berapi yang sudah punah di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, Chili, dan Australia.

Banyak dari situs-situs ini telah ditambang untuk mendapatkan bijih besi, sehingga berpotensi saling menguntungkan bagi perusahaan dan lingkungan.

Pasalnya, perusahaan-perusahaan dapat memperoleh nilai lebih dari tambang tersebut dan para peneliti mungkin tidak perlu lagi menggali sumber daya dari tempat yang baru.

(lom/dmi)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *