Pakistan Balas Ancam India, Akan Pakai Kekuatan Penuh Termasuk Nuklir

Jakarta, Indonesia —
Pakistan melontarkan ancaman balik ke India bahwa negara itu akan menggunakan kekuatan penuh termasuk senjata nuklir jika New Delhi menyerang negara itu.
Pernyataan ancaman itu disampaikan Duta Besar Pakistan untuk Rusia Muhammad Khalid Jamali seperti dikutip dari Russia Today.
India sebelumnya melakukan latihan meluncurkan rudal-rudal Brahmos dari kapal perang negara itu di Laut Arab, pekan lalu. Angkatan Laut India juga menyatakan siap sedia berperang melawan Pakistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tensi kedua negara kembali panas setelah insiden penembakan oleh milisi The Resistance Front (TRF) di Kashmir wilayah India yang menewaskan 26 turis.
Kepada Russia Today, Dubes Pakistan Jamali mengatakan intelijen Pakistan memiliki bukti bahwa India mulai merencanakan agresi militer ke Pakistan dengan dalih bahwa Islamabad mendukung aksi teroris.
“Ada sejumlah dokumen yang bocor, sudah diputuskan akan menyerang sejumlah wilayah di Pakistan. Dengan demikian, ini membuat kami merasa bahwa itu akan terjadi dan sebentar lagi,” kata Jamali kepada RT.
Jamali kemudian memperingatkan bahwa Pakistan bersiap merespons agresi apapun dari India.
“Kami di Pakistan akan menggunakan seluruh spektrum kekuatan secara penuh, baik secara konvensional maupun nuklir,” tutur Jamali.
Ia juga menegaskan kembali posisi Pakistan menyoal Perjanjian Air Indus, kesepakatan utama antara India dan Pakistan yang ditangguhkan New Delhi pekan lalu sebagai bagian dari respons diplomatik atas insiden di Kashmir.
“Segala upaya untuk merebut kembali air di wilayah hilir sungai, atau menghentikannya, atau mengalihkannya, akan kami anggap sebagai tindakan perang terhadap Pakistan dan akan ditanggapi dengan kekuatan penuh, termasuk spektrum penuh,” ujar Jamali.
Jamali kemudian menyerukan agar India lebih mengedepankan diplomasi dan de-eskalasi mengingat kedua negara sama-sama memiliki potensi kekuatan nuklir.
“Dua negara merupakan negara kekuatan nuklir, lebih diperlukan untuk melakukan de-eskalasi tensi,” kata Jamali.
Ia juga menekankan bahwa Pakistan menyerukan investigasi yang netral dan kredibel terkait insiden di Kashmir.
“Saya pikir peran masyarakat internasional amat dibutuhkan. Dalam hal ini, kami berharap negara-negara seperti China dan Rusia dapat turun tangan dalam investigasi ini,” katanya.
(bac)