Patuh Prokes, Sikap Bela Negara Masyarakat Indonesia



Jakarta, Indonesia —

Tindakan individual yang mencakup penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi yang berdampak pada lingkungan dan negara, disebut sebagai tugas kemanusiaan, tugas bela negara, serta wujud nasionalisme yang otentik.

Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar, dalam dialog bertema Patuh Prokes dan Vaksinasi Wujud Bela Negara, dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Jumat (17/12).

Dahnil menjelaskan, saat ini bela negara dan nasionalisme telah menjadi nilai universal bagi semua negara di dunia. Masa pandemi telah memunculkan nilai kemanusiaan seperti solidaritas yang kuat. Di sisi lain, negara juga berusaha menumbuhkan gerakan empati serta simpati di tengah masyarakat.

Dia menegaskan, nilai kemanusiaan tersebut harus terus dihidupkan, karena juga merupakan nilai bela negara.

“Memakai masker, menjaga jarak, ada pesan kemanusiaan di situ. Menjaga diri sendiri itu sama dengan menjaga lingkungan, menjaga orang lain. Itu adalah tugas kemanusiaan, tugas bela negara yang otentik,” katanya.

Tindakan individual seperti menerapkan protokol kesehatan sebenarnya adalah tindakan sederhana. Namun apabila dimaknai lebih luas, hal itu berdampak pada negara, bahkan peradaban. Hal ini sejalan dengan moralitas bangsa Indonesia, yakni gotong royong dan hidup bersama, di mana apapun yang diperbuat akan memberikan pengaruh pula bagi orang lain.

“Tindakan individual akan berdampak kolektif bagi kepentingan lingkungan dan keseluruhan, itu harus selalu diingatkan,” kata Dahnil.

Untuk itu, Dahnil menilai perlu ada penggunaan narasi patriotik, bahwa kepatuhan pada prokes adalah hal yang bersifat nasionalis saat ini. Dengan demikian, diharapkan masyarakat akan lebih optimal menerapkan kebiasaan tersebut, dan memiliki kesadaran kolektif.

Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno menegaskan bahwa bela negara bisa dilakukan dengan beragam faktor dan sektor, seperti menjadi teladan, memberi informasi yang benar, serta menolak hoaks.

Dalam menyiapkan masyarakat untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, pihaknya berharap pemerintah mempersiapkan berbagai konsep yang disosialisasikan dengan baik kepada aparat hingga tingkat RT dan RW, maupun masyarakat umum. Sehingga, masyarakat segala lapisan mengetahui tujuan dan pelaksanaan aturan.

Di sisi lain, dia juga mengajak masyarakat untuk tidak lelah menerapkan prokes, serta berpikir kreatif dalam kehidupan sehari-hari. Meski dalam keterbatasan, dia mengimbau masyarakat untuk tetap produktif dan tidak berhenti berusaha.

Sementara, menyoroti adanya potensi kenaikan kasus pada akhir tahun, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Surakarta, Tonang Dwi Ardiyanto menyampaikan, secara ilmiah kemungkinan kenaikan kasus memang ada, meski diharapkan tidak setinggi lonjakan sebelumnya.

“Syaratnya, kita tetap disiplin prokes dan vaksinasi,” tegas Tonang.

Terkait vaksinasi, dia menjelaskan bahwa target WHO adalah 40 persen orang sudah tervaksin lengkap. Saat ini Indonesia telah melakukan vaksin lengkap pada lebih dari 38 persen sasaran vaksinasi, sehingga masih harus mengejar target yang ada. Ditambah dengan prokes, ia berharap Indonesia dapat menahan penyebaran Covid-19, apapun jenis virusnya.

Vaksinasi anak 6-11 tahun yang telah mulai dilaksanakan, dikatakan Tonang menjadi upaya pemerataan vaksin agar benteng pertahanan terhadap Covid-19 semakin kuat. Vaksinasi untuk kelompok umur tersebut dimulai dari sekarang dengan tujuan, ketika sekolah nanti mulai dibuka, anak-anak tidak akan tertular.

Seandainya pun tertular dan tanpa gejala, tidak terjadi penularan terhadap keluarga lain. Hal ini penting untuk turut memberikan perlindungan juga kepada anggota keluarga yang lansia dan belum melengkapi vaksinasi.

Terakhir, mengenai varian Omicron di Indonesia, Tonang meminta masyarakat tak panik, tetapi juga tak gegabah. Dengan mempertahankan prokes dan vaksinasi, diharapkan Indonesia bisa melewati fase Desember 2021-Januari 2022 tanpa lonjakan kasus yang signifikan.

“Kita bela negara dengan pertahankan resiliensi kesehatan,” pungkasnya.

(rea)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *