Pemilihan Ketum PBNU Voting, Cak Imin Harap Bisa Lewat Musyawarah
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berharap Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama periode 2021-2026 dapat dipilih melalui musyawarah mufakat di Muktamar ke-34 NU di Lampung.
“Musyawarah mufakat lah. [Calonnya ada] 3 atau 4 yang penting musyawarah mufakat,” kata Cak Imin di arena Muktamar NU, Pesantren Daarussa’adah, Lampung, Rabu (22/12).
Cak Imin menegaskan salah satunya semangat dan nilai yang harus di bangun pada ajang Muktamar NU adalah demokrasi berbasis musyawarah. Karenanya, apa pun keputusannya harus di lakukan secara musyawarah.
“Karena apa? Bangsa kita ini sekarang demokrasinya semakin maju dan sudah cenderung mengakui bahwa musyawarah mufakat adalah jalan terbaik demokrasi,” kata dia.
Lebih lanjut, Cak Imin membandingkan dengan proses pemilihan Rais Aam PBNU para Muktamar Jombang 2015 lalu. Kala itu, Rais Aam di pilih melalui mekanisme musyawarah sembilan ulama sepuh NU atau Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA). Ia pun berharap nantinya pemilihan Rais Aam tak dilakukan secara voting.
“Meskipun nantinya belum Ahwa, kita yakin dan optimis musyawarah mufakat jalan terbaik,” kata dia.
Selain itu, Cak Imin mengklaim tak menginstruksikan kader NU di PKB untuk memilih caketum tertentu. Ia menegaskan pilihan itu berpulang pada pilihan peserta muktamar.
“Ini muktamirin yang menentukan, kita hanya mendoakan,” kata dia.
Diketahui, PKB dan NU memiliki keterkaitan satu sama lain. Kelahiran PKB pada 23 Juli 1998 dibidani para pengurus PBNU, seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Mustofa Bisri, Ilyas Ruhyat, Munasir Ali, dan Muchith Muzadi.
Gus Dur yang pernah menjadi Ketum PBNU tiga periode pun kemudian didapuk menjadi Ketum pertama PKB, yang turut mengantarnya jadi Presiden keempat RI. Namun, di tengah jalan, ada konflik internal di PKB yang membuat Gus Dur pun tergeser dari parpol tersebut.
(rzr/kid)