Penambang Pasir Tetap Bekerja di Tengah Ancaman Lahar Dingin Semeru
Para penambang pasir di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Semeru, Lumajang, tetap nekat melakukan aktivitasnya. Mereka tampak tidak takut dengan ancaman lahar dingin yang bisa datang sewaktu-waktu akibat erupsi.
Salah satunya adalah para pekerja tambang pasir di Sungai Besuk Sat. Seorang penambang, Yuliardi, mengatakan, ia tetap bekerja seperti biasa.
“Aliran sini (Besuk Sat) mengandalkan air hujan dari lereng. Kalau hujan baru ikut turun pasir banyak ke Besuk Sat,” kata Yuliardi, Kamis (9/12).
Apalagi, kata dia, pasir di Besuk Sat kualitasnya berbeda dengan pasir di tambang Curah Kobokan, yang lebih dekat dengan lereng Semeru.
“Makanya pasir yang turun ke sini kualitasnya beda. Di curah hitam kalau sini merah,” katanya.
Apalagi kawasan Pasrujambe, tempat ia menambang, tidak terlalu terdampak dengan erupsi Semeru. Sedangkan material pasir tetap normal.
“Enggak ada dampak kok paling cuma hujan abu kecil-kecil. Kiriman pasir sampai sekarang tetap normal,” ujarnya.
Namun, di tempat lain, kawasan Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro diterjang banjir lahar dingin Semeru, yang bercampur dengan air, pasir dan batu.
Akibatnya 50-an rumah di Kamar Kajang, terendam material vulkanik hingga ketinggian 1-2 meter. Sejumlah keluarga pun dievakuasi.
(frd/DAL)