Penjualan Mobil Baru Naik 60 Persen karena Relaksasi PPnBM
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kebijakan relaksasi PPnBM pada tahun ini mampu mendongkrak penjualan mobil baru lebih dari 60 persen.
Menurut Jokowi kebijakan itu merupakan salah satu cara membangkitkan lagi gairah industri otomotif yang terkena dampak cukup besar akibat pandemi Covid-19 pada 2020.
Kebijakan itu berbuah hasil yang bisa dilihat dari peningkatan produksi dan penjualan di industri otomotif.
Berdasarkan catatan asosiasi perusahaan otomotif di dalam negeri, Gaikindo, wholesales pada Januari-Oktober sebesar 703 ribu unit. Angka ini naik 67 persen dari periode sama tahun lalu.
Sementara itu rekaman retail pada periode sama sebanyak 677 ribu unit atau naik 49,3 persen.
“Pemerintah tahu bahwa industri otomotif ini membawa gerbong yang tidak sedikit untuk UMKM-UMKM yang mensuplai komponen-komponen yang ada. Oleh sebab itu, pemerintah kemudian membuat kebijakan untuk sementara relaksasi dengan PPnBM,” kata Presiden Jokowi usai meninjau Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di ICE BSD, Rabu (17/11).
“Terakhir angka yang saya dapatkan ada kenaikan kurang lebih 60 persen. Ini sangat baik untuk memberikan dorongan pada pemulihan ekonomi,” imbuhnya.
Relaksasi PPnBM sudah diberikan bagi industri otomotif sejak Maret buat mobil baru yang diproduksi lokal bermesin di bawah 1.500 cc. Pemerintah kemudian memperluas kebijakan itu hingga meliputi model 1.501 – 2.500 cc jenis 4×2 ataupun 4×4.
Besaran diskon PPnBM yang berlaku saat ini sebesar 100 persen untuk mobil baru maksimal 1.500 cc. Sedangkan buat model 1.501 – 2.500 cc besarnya 50 persen untuk jenis 4×2 dan 25 persen buat 4×4.
Diskon PPnBM itu ditetapkan hanya berlaku hingga 31 Desember. Namun Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah menyatakan ada peluang diperpanjang sampai tahun depan lantaran telah memberikan benefit yang disebut sampai enam kali lipat.
(TTF/fea)