Penyedia Hawkeye Minta Maaf Rugikan Kevin/Marcus di Indonesia Masters


Jakarta, Indonesia —

Perusahaan multinasional, Hawk-Eye Innovation, mengeluarkan pernyataan berupa permintaan maaf atas kesalahan hawkeye yang merugikan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di semifinal Indonesia Masters 2021.

Permintaan maaf itu disampaikan Hawk-Eye Innovation melalui laman resmi BWF. Setelah melakukan peninjauan ulang, pihak BWF, Infront Pan-Asia, dan Hawk-Eye Innovation kemudian memastikan telah terjadi kesalahan di pertandingan Kevin/Marcus vs Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dari Malaysia.

“Hawkeye mengakui keputusan yang diambil salah, dan memohon maaf terkait hal ini, terutama kepada Gideon, Sukamuljo, Ong, dan Teo, juga kepada BWF atas kesalahan yang terjadi,” bunyi pernyataan pihak Hawkeye Innovation seperti dikutip dari laman resmi BWF.

“Meskipun insiden seperti ini sangat jarang terjadi, kami menangani setiap masalah dengan sangat serius dan akan melakukan peninjauan menyeluruh untuk memastikan hal semacam ini tidak dapat terjadi lagi.”

Sebelumnya suara protes dari sejumlah atlet terkait keakuratan hawkeye di laga badminton muncul usai insiden tersebut. Protes itu berdatangan karena kesalahan hawkeye yang menyatakan shuttlecock masuk usai challenge yang dilakukan Ong/Teo.

Kesalahan itu membuat Kevin/Marcus kalah di gim pertama meski akhirnya bisa menang lewat permainan tiga gim. Padahal dalam tayangan ulang, terlihat shuttlecock hasil servis ganda Malaysia jatuh cukup jauh dari garis batas masuk.

Pebulutangkis Denmark, Anders Skaarup Rasmussen dan Hans Kristian Vittinghus menyuarakan protes atas kesalahan yang dilakukan oleh Hawkeye.




Banner Testimoni

“Itu terjadi saat set point? Bagaimana kami bisa percaya pada hawkeye kembali?” tulis Rasmussen dalam akun instagram miliknya.

Sejumlah atlet juga ikut membanjiri kolom komentar unggahan Rasmussen dan menyuarakan pendapat mereka terkait hawkeye.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Vittinghus.

“Hawkeye menyatakan hal ini ‘masuk’ dalam game point sejujurnya sangat mengejutkan.”

“Tak mudah untuk kembali percaya pada sistem ini, namun seujurnya, saya tak menganggap mayoritas dari kami benar-benar percaya 100 persen. Saya selalu meminta challenge bila dalam poin penting atau [shuttlecock jatuh] dekat dengan garis,” tutur Vittinghus.

[Gambas:Video ]

(jal/nva)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *