Perekayasa Muda BRIN Respons Soal RK Rotasi 400 PNS dengan AI
Perekayasa Muda OR PTT Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN merespons langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang merotasi 400 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Perekayasa Muda Artificial Intelligence BRIN, Dini Fronitasari mengatakan bahwa rotasi yang dilakukan gubernur Jawa Barat itu bukan menggantikan pegawai dengan AI, melainkan menggunakan AI dalam proses rotasi.
“Perlu diluruskan yang dilakukan RK (Ridwan Kamil) bukan menggantikan 400 orang dengan AI tetapi melakukan rotasi ASN di bawahnya dengan menggunakan sistem Artificial Intelligence dalam proses rotasinya,” ujar Dini kepada Indonesia.com lewat pesan teks, Kamis (23/12).
Lebih lanjut Dini menjelaskan sistem tersebut dianggap mampu memberikan penilaian objektif terkait prestasi ASN di Jawa Barat.
Ia mengatakan AI dapat menominasikan talenta-talenta terbaik untuk bisa menduduki jabatan tertentu, yang dilihat dari beberapa fitur sistem yang ditanamkan seperti kapasitas dan integritas.
“Untuk arah pengembangan dan penerapan teknologi AI yang dilakukan oleh beberapa lembaga pemerintahan sudah sangat jelas bahwa di era revolusi industri 4.0,” tuturnya.
Dini mengatakan pemerintah harus siap mengadopsi teknologi dan melakukan transformasi digital dalam menjalankan roda pemerintahan, untuk menciptakan pemerintahan pintar atau Smart Governence.
Dengan mengadopsi AI pemerintah bisa melakukan penghematan biaya operasional, meningkatkan layanan kepada masyarakat dengan memangkas birokrasi yang terlalu panjang, melakukan pengambilan keputusan yang cepat dan akurat berdasarkan data.
“Namun pemanfaatan dan adopsi teknologi ini juga harus dilakukan secara prudent (bijaksana), provident (cermat), dan trustworthy (terpercaya), serta sesuai dengan jati diri bangsa,” pungkasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan dalam lima tahun terakhir ekonomi digital di Indonesia telah berkembang pesat.
Berdasarkan data dari Digital Economy Summit 2020 menempatkan Indonesia sebagai negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan yang paling cepat.
Sebelumnya, Ridwan Kamil menuturkan sebanyak 400 pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terpaksa digeser atau dirotasi karena kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
“(Pengunaan teknologi digital berbasis aplikasi) akibatnya ada 400 PNS yang harus saya ‘geser’. Itu karena dia dulu cuma input. Karena ada lima proses pembangunan, progres pertama input, progres kedua input, progres ketiga input dalam proses pembangunan di Jabar, sekarang pakai robot, 400 PNS digeser ke pekerjaan dinamis,” kata Ridwan Kamil di Kota Bandung, Selasa (21/12).
Ditemui Antara seusai memberikan sambutan pada acara “Soft Launching” Aplikasi Jabar Migrant Service Center (JMSC) dan Job Fair Jabar Online tahun 2021 di Gedung Sate Bandung, Ridwan Kamil mengatakan kehadiran kecerdasan buatan untuk mempercepat proses birokrasi telah dilakukan secara bertahap di dalam pemerintahan.
Catatan Redaksi: Redaksi mengubah judul pemberitaan ini setelah mendapatkan pembaruan informasi dari narasumber pada Jumat (24/12) jam 11.33 WIB. Judul baru adalah Perekayasa Muda BRIN Respons Soal RK Rotasi 400 PNS dengan AI.
(lnn, can/fjr)