Petenis Peng Shuai Buka Suara soal Klaim Dilecehkan Eks Wakil PM China



Jakarta, Indonesia —

Mantan petenis dunia Peng Shuai akhirnya buka suara soal unggahan di media sosial terkait klaim pernah dipaksa berhubungan seks dengan eks wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli.

Untuk pertama kalinya, Peng membahas klaim kontroversialnya itu kepada publik melalui sebuah video yang diunggah outlet media Singapura, Lianhe Zaobao.

Dalam video itu, Peng membenarkan bahwa ia mengunggah pernyataan soal “hubungan gelapnya” dengan Zhang di Weibo, platform media sosial China seperti Twitter, awal November lalu.

Namun, ia memaparkan bahwa itu adalah “masalah pribadi”.

Perempuan 35 tahun itu pun mengaku tidak pernah menuduh siapa pun melakukan pelecehan seksual kepadanya.

“Pertama, saya perlu menekankan satu poin yang sangat penting. Saya tidak pernah mengatakan atau menulis bahwa ada orang yang melakukan pelecehan seskual terhadap saya. Saya harus dengan jelas menekankan poin ini,” kata Peng dalam video itu seperti dikutip Reuters pada Senin (20/12).

Peng menegaskan bahwa unggahan kontroversialnya itu telah memicu kesalahpahaman publik. Padahal, Peng telah menghapus unggahan tersebut tak lama setelah merilisnya.

Peng pun tak menyebut nama Zhang sama sekali dalam video itu. 

Dalam video itu, Peng juga mengatakan bahwa ia berada dalam keadaan aman dan telah tinggal di rumahnya di Beijing.

Peng bahkan terlihat hadir pada even olahraga di Shanghai pada Minggu (19/12) bersama dengan atlet lainnya termasuk mantan atlet bola basket NBA Yao Ming.

Peng terlihat mengenakan jaket hitam dengan bendera China dan kaos merah bergambar karakter China.

Setelah pengakuannya tersebar dan menjadi sorotan dunia internasional, Peng sempat menghilang dari publik selama beberapa waktu hingga memicu sejumlah pihak khawatir soal keamanannya.

Sejak itu, keselamatan Peng pun menjadi sorotan. Aktivis, asosiasi atlet, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hingga Uni Eropa bahkan mendesak China menyelidiki klaim pelecehan yang dialami Peng dan memastikan keamanannya terjamin.

Asosiasi Petenis Wanita Dunia (WTA) bahkan menangguhkan turnamen di China akibat keprihatinan soal kasus Peng dan keselamatan atlet lainnya.

Pengakuan Peng pun kembali memicu gerakan #MeToo di China. Banyak pihak yang mendukung pernyataan Peng, termasuk kelompok feminis di negara tersebut.

Namun, pemerintah China segera menghapus unggahan Peng dan komentar yang membanjiri pernyataan itu. China juga menghilangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan “tenis” di media sosial.

Pemerintahan Presiden Xi Jinping juga menganggap kasus Peng bukan menjadi urusan diplomatik negara dan meminta pihak-pihak berhenti mempolitisasi isu tersebut.

(rds/rds)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *