Pfizer Minta AS Izinkan Penggunaan Pil Covid



Jakarta, Indonesia —

Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer meminta regulator mengesahkan pil Covid buatannya, Selasa (16/11). Pil tersebut diklaim efektif mengurangi jumlah rawat inap maupun kematian hampir 90 persen di antara pasien berisiko tinggi yang terinfeksi virus corona.

Langkah itu dilakukan beberapa minggu setelah Merck juga mendekati Food and Drug Administration mencari lampu hijau untuk kapsul antivirusnya melawan virus corona.

Para ahli melihat obat-obatan oral sebagai tambahan yang berharga untuk vaksin demi mengakhiri pandemi.

“Dengan lebih dari lima juta kematian dan banyak nyawa yang terkena dampak penyakit yang menghancurkan ini secara global, ada kebutuhan mendesak akan pilihan pengobatan yang menyelamatkan jiwa,” kata CEO Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan dikutip AFP.

“Kami bergerak secepat mungkin dalam upaya kami mendapatkan pengobatan potensial ini ke tangan pasien,” tambahnya.

Pfizer sedang mencari izin penggunaan darurat (EUA) berdasarkan hasil sementara uji klinis tahap pertengahan hingga akhir dari ratusan orang. Ini melibatkan orang dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit karena positif Covid namun berisiko tinggi penyakitnya bertambah parah.

Data menunjukkan pengurangan 89 persen dalam rawat inap atau kematian Covid ketika pengobatan dimulai dalam waktu tiga hari sejak timbulnya gejala, tanpa kematian pada kelompok yang menjalani pengobatan. Hasil serupa terlihat dalam waktu lima hari setelah timbulnya gejala.

Efek samping terjadi sekitar satu dari lima pasien pada kelompok pengobatan dan plasebo, serta intensitasnya ringan. Perawatan diberikan selama lima hari.

Pfizer mengatakan akan memberikan 180 ribu program pil Paxlovid tahun ini dan setidaknya 50 juta pada tahun depan.

Pfizer mengumumkan kesepakatan dengan Kelompok Paten Obat (MPP) yang didukung PBB untuk produksi sub-lisensi pasokan di 95 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang mencakup sekitar 53 persen populasi dunia.

Paxlovid adalah kombinasi molekul baru, PF-07321332, dan ritonavir antivirus HIV.

Keduanya termasuk kelas antivirus yang disebut “inhibitor protease,” yang memblokir aksi enzim penting untuk replikasi virus.

(afp/pmg)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *