PM Inggris Dihujat usai Staf Guyon Pesta Natal, Langgar Aturan Covid



Jakarta, Indonesia —

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menuai kecaman usai sejumlah staf-nya bercanda menggelar “pesta Natal” tahun lalu dan diduga melanggar aturan Covid-19.

Kecaman itu muncul setelah beredar satu video yang menunjukkan para pejabat sedang berada di kantor pemerintahan di Downing Street. Saat itu, mereka sedang gladi resik untuk satu konferensi pers pada 22 Desember 2020.

Pejabat itu di antaranya sekretaris pers perdana menteri saat itu, Allegra Stratton, penasihat pemerintah Ed Oldfield, dan sejumlah staf lain.

Dalam rekaman yang diterima presenter ITV News, Stratton terlihat berpura-pura menjawab pertanyaan, padahal tak ada media hadir.

“Pesta fiksi ini adalah pertemuan bisnis dan tidak ada jarak sosial,” kata dia sembari tertawa.

Dalam latihan konferensi pers itu, Oldfield membahas satu pesta di Downing Street, dan bertanya “Apakah perdana menteri akan mengizinkan menggelar pesta Natal?”

Stratton lalu menimpali, “Apa jawabannya?”

Sembari berkelakar, Oldfield mengatakan tak tahu jawabannya. Ia hanya berkata, “Ini bukan pesta. Hanya keju dan anggur.”

Saat video itu direkam, London tengah menerapkan pembatasan Covid-19, termasuk melarang pertemuan dua orang atau lebih di dalam ruangan.

Pemimpin oposisi Partai Buruh, Keir Starmer, mengecam pemerintah atas tindakan memalukan yang terjadi saat Inggris lockdown itu.

“Berbohong dan menertawakan soal kebohongannya begitu memalukan. Kami punya perdana menteri yang menjaga jarak dari kebenaran,” kata Starmer melalui Twitter.

Orang-orang di seluruh negeri, lanjutnya, berusaha mengikuti aturan, bahkan saat mereka harus berpisah dari orang tersayang.

“Mereka punya ekspektasi pemerintah melakukan hal yang sama,” ucap Starmer.

Ketua Partai Nasional Skotlandia, Ian Blackford, mengatakan perdana menteri tak bisa dipercaya.

“Di sini kami punya kantor pemerintahan, pemerintah di London melanggar aturan dan bercanda soal itu dalam video” kata Blackford kepada STV News.

Menurutnya, tindakan tersebut tak bisa diterima. Ia juga meminta Johnson mengundurkan diri.

“Atas dasar perilaku ini, dia harus mundur. Mundur sekarang,” ucap Blackford.

Sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif turut buka suara.

“Pemerintah punya banyak momen menyedihkan lain,” ujar parlemen perwakilan North Thanet, Roger Gale, di Twitter.

[Gambas:Video ]

Pernyataan itu merujuk pada insiden tahun lalu, saat Johnson dan penasihat utamanya, Dominic Cummings, bepergian sejauh ribuan kilometer selama lockdown.

“Pemerintah jelas punya pertanyaan yang serius untuk dijawab. Secepatnya,” tutur Gale.

Organisasi yang mengedukasi keluarga korban imbas virus corona, Covid-19 Bereaved Families for Justice,mengatakan tindakan itu merupakan buah kelakuan orang-orang angkuh.

“Tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan betapa kecewa dan memalukan itu, lalu mendengar tim Boris Johnson tertawa telah melanggar aturan yang mereka buat,” demikian pernyataan organisasi itu.

(isa/has)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *