Polisi Sita Kartu Vaksin Warga Sulsel yang Pakai Jasa Joki Abdul Rahim



Jakarta, Indonesia —

Polisi menyita kartu vaksin dari sejumlah warga Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menggunakan jasa Abdul Rahim sebagai joki vaksin. Sementara itu penyidik Polres Pinrang telah menaikkan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan dan memeriksa belasan saksi.

Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Deki Marizaldi mengatakan, pihaknya telah menyita kartu vaksin terhadap sejumlah warga yang menggunakan jasa Abdul Rahim.

“Kita melakukan penyitaan terhadap kartu-kartu vaksin menggunakan jasa joki vaksin agar sertifikatnya tidak beredar luas,” kata Kasat Reskrim Polres Pinrang, Selasa (28/12).

Dalam kasus ini, kata Deki bahwa penyidik telah memeriksa sekitar belasan orang sebagai saksi, termasuk vaksinator dan masih terus dilakukan pemeriksaan.

“Sudah sekitar 18 orang saksi yang telah dimintai keterangan dan kasus ini juga sudah naik ke tahap penyidikan,” jelasnya.

Berdasarkan pengakuan Abdul Rahim, kata Deki bahwa dirinya telah mendapatkan suntikan vaksin sebanyak 17 dosis dari 15 orang yang telah ia gantikan.

“Seperti keterangan salah satu saksi yang telah diperiksa, AS mengaku bahwa dirinya sempat ditawari oleh Abdul Rahim sehingga dirinya membayar sebesar Rp 500 ribu,” bebernya.

Sebelum, seorang warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, mendadak viral di media sosial setelah menyebarluaskan video pengakuan dirinya telah menjadi joki suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 16 kali.

Video pengakuan joki vaksin itu diunggah Abdul Rahim (49) warga Kelurahan Bentengnge Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang, berdurasi sekitar 31 detik.

Dalam video itu, pria yang berprofesi sebagai kuli bangunan ini mengaku dirinya rela menggantikan orang lain untuk mendapatkan suntikan sebanyak 14 orang warga.

“Saya telah melakukan vaksinasi 14 orang pengganti vaksinasi. Adapun suntikan yang saya terima ada 16 kali,” kata Abdul Rahim dalam videonya, Senin (20/12).

Abdul Rahim membeberkan alasan dirinya rela menjadi pengganti orang yang menerima vaksinasi disebabkan masalah ekonomi.

“Upah yang diberikan antara Rp 100 ribu hingga Rp 800 ribu,” bebernya.

(mir/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *