PPIH Surabaya Buka Suara soal Jemaah Haji Sidoarjo Dirampok di Saudi
Surabaya, Indonesia —
Jemaah haji asal Sidoarjo, Jawa Timur diduga menjadi korban perampokan sopir taksi di Arab Saudi. Uang belasan juta miliknya pun raib.
Saat dikonfirmasi, Plh Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Embarkasi Surabaya, Sugiyo mengatakan dirinya baru mengetahui kabar tersebut dari awak media.
“Kalau beritanya ke saya belum sampai, mungkin teman-teman tahu dari media-media. Mungkin ini bisa dibenarkan kalau informasi itu valid,” kata Sugiyo di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Senin (26/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi kasus ini, Sugiyo mengimbau agar jemaah haji yang sudah tiba di Arab Saudi untuk berhati-hati membawa uang atau pun barang berharga.
“Aktivitas di manapun tetap menjaga apa yang dimiliki, termasuk harta yang dimiliki. jemaah tidak boleh membawa uang banyak banyak, dimohon bawa uang secukupnya dan bisa ditaruh di ATM,” ucapnya.
Korban perampokan itu disebutkan bernama Moh Usman. Ia dilaporkan kehilangan uang sekitar Rp16 juta dan 350 Riyal Arab Saudi atau senilai Rp1.5 juta.
Peristiwa ini terjadi pada 20 Mei 2025 sekitar pukul 09.00 Waktu Arab Saudi. Ketika itu, Usman baru saja melaksanakan ibadah umrah wajib.
Saat turun dari Bus Shalawat nomor 22 di depan Hotel 809, Usman didekati sebuah taksi. Dia pun dipaksa untuk naik kendaraan itu oleh seorang sopir.
Selanjutnya, Usman dibawa pergi. Di tempat sepi sopir taksi itu menanyakan visa Usman, kemudian membuka dan mengacak-acak paksa tas kecil dan mengambil uang tunai sebesar Rp16 juta dan 350 Riyal Arab Saudi.
Peristiwa pascaperampokan itu pun beredar rekaman videonya di akun media sosial TikTok.
Saran dari PPIH Embarkasi Surabaya
Sugiyo meminta agar jemaah lain membantu korban. Menurutnya, sudah selayaknya jemaah saling bantu satu sama lain bila ada yang terkena musibah.
“Jemaah-jemaah seperti itu biasanya, teman-teman ketika jemaahnya kehilangan uang, tidak punya biaya. Teman-teman itu patungan membantu jemaah yang kekurangan uang living cost itu tadi,” kata Sugiyo.
Selain itu, dia juga meminta para jemaah untuk saling mendampingi. Sebab menurutnya kadang kala para jemaah haji yang berusia lanjut ini sulit membedakan besaran nominal mata uang Riyal Arab Saudi.
“Kemudian bapak ibu jemaah yang sepuh sepuh kadang kala tidak memahami tentang Riyal atau nilai Riyal. Jadi ketika ada lembaran yang tertulis 500 Riyal itu satu lembar, satu lembar itu kalau di Indonesiakan sekitar Rp2 juta. Mereka kadang-kadang tidak paham bahwa uang itu Rp2 juta,” ucap dia.
“Nah ini tentu harus didampingi oleh teman-teman yang paham, agar jemaah yang kurang memahami terkait hal itu tidak tertipu,” imbuh Sugiyo.
(frd/kid)