PPP Sambut Yahya Staquf Ketum PBNU: Memimpin Kekuatan Nahdliyin



Jakarta, Indonesia —

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merespons terpilihnya Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Miftachul Akhyar yang kembali terpilih sebagai Rais Aam.

Menurut Sekjen PPP Arwani Thomafi mengatakan kedua merupakan pilihan terbaik peserta muktamar NU ke-34 atau muktamirin yang digelar di Lampung. Ia meyakini duet Gus Yahya dan Kyai Miftah akan membentuk kolaborasi yang memperkuat warga NU atau yang dikenal dengan Nahdliyin.

“Duet Kyai Miftah dan Gus Yahya ini mampu memimpin orkestrasi kolaborasi seluruh potensi kekuatan Nahdliyin yang ada di mana-mana, atau di semua sektor,” kata Thomafi kepada Indonesia.com, Jumat (24/12).

“Selamat, tentu kepada Kyai Miftah dan Gus Yahya menjadi duet Rais Aam dan Ketua Umum PBNU pada periode lima tahun ke depan,” tambahnya.

Muktamar NU ke-34 di Lampung telah menunjuk Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Yahya akan menggantikan Said Aqil Siradj yang telah memimpin NU selama dua periode sejak 2010 lewat Muktamar ke-32 di Makassar.

Yahya akan resmi menggantikan Said setelah unggul dalam proses pemilihan melalui voting oleh pengurus NU di tingkat cabang dan wilayah.

Dalam proses pemilihan yang digelar sejak Jumat (24/12) dini hari itu, eks Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu unggul dengan memperoleh 337 suara. Unggul 127 suara dari petahana yang mendapat 210 suara.

Yahya meraup lebih dari 61 persen suara dari total 550 pemilih yang merupakan peserta Muktamar dari pengurus NU tingkat cabang dan wilayah.

Yahya bahkan unggul dalam dua putaran pemilihan. Dalam proses penjaringan bakal calon ketua umum, sebelumnya, kakak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu unggul dari empat pesaingnya dengan mengantongi 337 suara.

Sedangkan, Said Aqil Siraj ada di tempat kedua dengan 203 Suara. Lalu nama As’ad Said Ali dengan 17 suara, Marzuki Mustamar dengan 2 suara dan Ramadhan dengan 1 suara.

Guru Besar bidang Sosiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Endang Turmudzi meyakini, Yahya tak akan membawa perubahan signifikan pada NU, terutama dalam arah politik maupun keagamaan.

Menurut dia, Yahya akan melanjutkan sebagian besar peninggalan Said Aqil selama dua periode kepemimpinan. 

Ke depan, dia memperkirakan NU tak akan banyak berkonfrontasi langsung dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo. NU kata dia akan tetap dekat dengan pemerintah, mengingat organisasi itu memiliki wakil di pemerintah, yang diduduki Ma’ruf Amin selaku Wakil Presiden. 

(DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *