PRIMA Tagih KPK soal Penanganan Dugaan Bisnis PCR



Jakarta, Indonesia —

Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA), Alif Kamal menagih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait perkembangan penanganan laporan dugaan ambil untung dari bisnis Polymerase Chain Reaction (PCR) yang diduga melibatkan dua menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Dua menteri dimaksud ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

“Kami hanya ingin menagih telaah awal seperti yang mereka janjikan kepada publik,” ujar Alif di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (17/11).

Pada kesempatan itu, Alif tidak membawa tambahan bukti lain terkait dugaan ambil untung dalam bisnis PCR dimaksud. Ia hanya meminta lembaga antirasuah segera menuntaskan terkait dugaan-dugaan yang telah menjadi bola liar di publik.

“Kemarin kan juga Ketua KPK [Firli Bahuri] sudah menyatakan sikap akan mengusut tuntas soal PCR ini,” ucap Alif.

“Semoga tidak lama kita bisa melihat kejelasan soal dugaan bisnis PCR ini,” sambungnya.

Sebelumnya, Firli menyatakan KPK bakal menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam perkara korupsi termasuk para pemangku kebijakan di pemerintahan. KPK, terang dia, akan terus bekerja.

“Terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi termasuk dugaan korupsi Formula-E dan tes PCR, kami sedang bekerja,” ungkap Firli melalui akun twitternya, Kamis (4/11).

Adapun Luhut sempat menyatakan kalau dirinya siap diaudit dan diperiksa oleh KPK.

“Yang paling gampang kita enggak usah marah-marah, audit aja….siap banget (diaudit),” kata Luhut dalam wawancara denganIndonesia TVyang tayang Jumat (12/11) sore.

“Siap saja kenapa sih enggak? Enggak ada yang saya takutin sepanjang saya tidak melakukan itu,”lanjut dia.

Terkait persoalan ini,mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto menyebut sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju terlibat bisnis tes PCR. Menurutnya, para menteri itu terafiliasi dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), penyedia jasa tes Covid-19.

Edy menyebut perusahaan itu didirikan oleh sejumlah perusahaan besar. Ia berujar, Luhut terlibat lewat PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtera, anak PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

Sementara Erick diduga terafiliasi dengan Yayasan Adaro Bangun Negeri yang berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Perusahaan itu dipimpin oleh saudara Erick, Boy Thohir.

(ryn/ugo)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *