Prime Suspect Tennison Ungkap Upaya Polwan Melawan Diskriminasi



Jakarta, Indonesia —

Di zaman modern seperti sekarang, diskriminasi gender masih kerap terjadi tanpa pandang tempat. Bisa di kehidupan sosial, politik, juga pekerjaan.

Di Indonesia, salah satu diskrimasi itu terjadi dengan keharusan calon polisi wanita (polwan) untuk mengikuti tes keperawanan. Dinilai menggambarkan patriarkisme, praktik itu sudah tak dilanjutkan saat ini.

Di lapangan, diskriminasi terbukti tak menghalangi polwan mencetak prestasi. Contohnya, Brigadir Polisi Dua Sindhytyas Putri Vedhayana yang pernah menyabet medali emas di Kejuaraan Nasional Karate Terbuka Solo Cup VII, juga Briptu Sheren Septiana yang dua kali mengikuti pelatihan bertaraf internasional; yakni di Women Leading Law Enforcement Conference di Filipina, serta Expert Training Penetration Tester and Global Instructure di AS.

Sementara, Jane Tennison dalam serial Prime Suspect Tennison memilih melawan diskriminasi dengan caranya sendiri. Berlatar belakang tahun 1973, Jane yang seorang polisi muda di Kota Hackney, London, dengan berani membela prinsip yang dia anggap benar.

Dalam pekerjaannya, dia memilih berargumen dengan rekan sesama polisi daripada mengalah begitu saja. Sementara di rumah, Jane pun gigih mempertahankan karier yang tak disetujui keluarganya.

Serial yang diangkat dari novel bertajuk Tennison karya Lynda La Plante ini menunjukkan upaya Jane, yang belum memiliki pengalaman dalam dunia investigasi, untuk mengasah insting demi memecahkan kasus. Pada saat bersamaan, dia juga berusaha memperlihatkan bahwa kedudukan polwan setara dengan polisi laki-laki pada umumnya.

Di bawah bimbingan seorang detektif senior, Len Bredfield, Jane membantu penyelidikan kasus-kasus kriminal di kotanya. Berawal dari penemuan jasad wanita bernama Julie Ann, keduanya saling bersinergi untuk menemukan dalang di balik kematian remaja berusia 17 tahun tersebut.

Belum mencapai titik terang, Jane dan satuannya harus dipusingkan dengan kasus perampokan baru yang penuh teka-teki. Tak disangka, kasus baru ini berujung pada kasus Julie Ann.

Dalam serial Prime Suspect Tennison, Jane secara apik menunjukkan posisi maupun nilai diri di dunia kerja, serta terhadap keluarganya. Dia juga ‘bermain cantik’ melawan diskriminasi yang menimpanya, sambil terus mencari petunjuk bagi kasus yang tengah ditangani. Secara mengagumkan, dia menunjukkan sikap teguh, sukar digoyahkan.

Pada musim pertama, Prime Suspect Tennison menyuguhkan plot cerita yang rumit, namun begitu menghibur; baik tentang diskriminasi yang diterima Jane yang bisa jadi terasa dekat bagi beberapa wanita, hingga cara penyelidikan kasus. Apa penyebab kematian Julie Ann? Seperti apa benang merah penghubung Julie Ann dengan kasus perampokan itu?

Serial Prime Suspect Tennison yang dapat dinikmati melalui aplikasi streaming Mola layak jadi favorit baru penggemar dunia investigasi, juga Anda yang tak menyukai segala bentuk ketidakadilan, seperti diskriminasi. Jane Tennison akan memperlihatkan cara lihai melawan ketidakadilan itu, dengan caranya sendiri.

(rea)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *