PVMBG Catat 2 Kali Guguran Awan Panas Semeru, Status Tetap Waspada



Jakarta, Indonesia —

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat dua kali guguran awan panas dikeluarkan Gunung Semeru di Jawa Timur, pada Minggu (5/12).

Kepala PVMBG) Andiani mengatakan guguran awan panas itu awan berlangsung dengan intensitas dan jarak luncur lebih kecil daripada kemarin.

“Sejak terjadi guguran awan panas kemarin sore, guguran awan panas masih terjadi pada hari ini, pada pukul 05.13 WIB dan pukul 10.00 WIB pagi tadi,” kata Andiani dalam jumpa pers daring, Minggu (5/12).

Dia juga menjelaskan guguran awan panas di Gunung Semeru sudah terjadi sejak Rabu (1/12). Pada saat itu terjadi guguran awan panas dengan jarak luncuran 700 meter dari ujung aliran lava.

“Kejadian awan panas sebenarnya sudah dimulai sejak 1 Desember 2021 dan pada hari itu terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara,” ujarnya.

Meski demikian, lanjut Andiani, guguran awan panas pada Rabu itu tidak terlihat sebab kondisinya tertutup kabut.

“Pascakejadian awan panas, terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati. Jadi pas waktu kejadian itu secara fisik pengamatan yang dilakukan tidak dapat kita lihat karena tertutup kabut,” ungkapnya.

Sedangkan, pada Sabtu (4/12) sore, erupsi guguran awan panas dari Gunung Semeru tampak membumbung tinggi ke atas langit. Pada 13.30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada 14.50 WIB teramati awan guguran dengan jarak luncur 4 kilometer dari puncak atau 2 kilometer dari ujung lava ke arah tenggara atau Besuk Grobogan.

“Tetapi sebaran dan jarak luncur belum dapat dipastikan,” jelasnya.

“Selain kejadian 4 Desember kemarin pada pukul 13.30 WIB, kejadian ini terulang lagi pada pagi tadi jam 5 dan jam 10 dengan jarak luncur tidak sejauh seperti yang kemarin,” ucapnya.

Andiani mengatakan penanganan yang sudah dilakukan yaitu melakukan pemantauan selama 24 jam dalam satu hari dan setiap enam jam hasil pemantauan dilaporkan.

Dia mengungkap tim pengamat gunung api memiliki grup WhatsApp dengan teman-teman daerah terutama stakeholder yang berkaitan dengan gunung berapi.

“Selain itu pemberian informasi peringatan dini juga kami lakukan melalui platform aplikasi Magma Indonesia, kemudian website PVMBG dan WhatsApp Group Semeru yang mengundang muspika, relawan, Pemda, dan lainnya,” cetusnya.

Selain itu, hasil evaluasi aktivitas Gunung Semeru juga setiap 15 hari disampaikan PVMBG kepada pemangku kebijakan dan menggelar konferensi pers dengan kepala BNPB serta memberikan penjelasan kepada media.

Sementara itu, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengimbau masyarakat tetap berhati-hati dan beraktivitas di luar radius rawan bencana, yakni 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru.

“Tingkat aktivitas Gunungapi Semeru saat ini tetap di level II [Waspada], untuk itu diimbau kepada masyarakat mematuhi rekomendasi dari Badan Geologi, tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat,” tuturnya.

(hyg/fea)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *