Rabi Yahudi Iran Takut Efek AS Bunuh Jenderal Al-Quds



Jakarta, Indonesia —

Rabi Yahudi Iran di Amerika Serikat (AS) mencemaskan efek dari pembunuhan jenderal Al-Quds, Qassem Soleimani, oleh AS pada Januari 2020.

Kepala Rabi Yahudi asal Iran di Chabad Virginia Utara, Yehuda Gerami, amat menyayangkan AS melakukan pembunuhan terhadap komandan tertinggi Al-Quds Iran tersebut. Ia khawatir akan ada balasan kelompok muslim radikal terhadap komunitas yahudi berupa serangan fisik di Iran.

“Situasinya menjadi sangat sensitif. Kami merasakan sensitivitasnya bukan dari pemerintah (Iran), melainkan dari para warga. Mereka (kelompok muslim radikal) mulai membahas soal pembalasan dendam,” kata Gerami dikutip dari The Times of Israel.

Gerami menambahkan, Iran satu-satunya negara yang tidak memberikan jaminan keamanan bagi keberadaan sinagog di negara tersebut.

“Untuk itu, kami biasa menggunakan kehati-hatian dalam bersikap (di Iran). Kami adalah tamu di sana dan harus lebih berdiplomasi,” tutur Gerami.

Sebelumnya pada Januari 2020 Presiden AS Donald Trump kala itu memerintahkan rencana pembunuhan yang menargetkan Soleimani. Sang jenderal pun tewas dengan serangan drone AS sesaat setelah mendarat di Bandara Baghdad.

Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad. Insiden itu terjadi setelah AS membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.

Kematian Soleimani itu memantik kemarahan rakyat dan pemerintah Iran. Pihak pemerintah bahkan berjanji akan membalaskan dendam atas kematian sang jenderal.

(bac)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *