RSPI Belum Temukan Pneumonia pada Pasien Omicron



Jakarta, Indonesia —

Ketua Pokja Pinere Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Pompini Agustina Sitompul menyebutkan rata-rata pasien kasus terinfeksi varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau varian Omicron di Indonesia yang dirawat pihaknya belum menunjukkan gejala pneumonia.

Pompini menambahkan bahwa gejala klinis yang dialami 12 dari total 68 pasien Omicron di Indonesia yang dirawat di RSPI masih belum menunjukkan gejala yang ‘khas’ dari varian-varian Covid-19 sebelumnya.

“Untuk kasus-kasus Omicron yang sudah dirawat di RSPI Sulianti Saroso itu tetap sama, yaitu gejalanya ringan, tidak ada perbedaan dengan yang sebelumnya,” kata Pompini dalam acara daring, Kamis (30/12).

Pompini mengaku sempat waspada dan khawatir lantaran gejala pneumonia dilaporkan terjadi pada beberapa kasus kasus Omicron di Afrika Selatan yang menurut data mayoritas berasal dari mereka yang belum menerima vaksin virus corona.

“Jadi ada anosmia tetap ada, hidung tersumbat atau pilek juga tetap ada, kemudian batuk ada. Tetapi yang kita belum temukan saat ini gambaran pneumonia, dan mudah-mudahan tidak sampai pada pneumonia,” kata dia.

Kendati demikian, Pompini juga melaporkan sejumlah pasien yang dirawat yang kemudian juga memiliki komorbid atau penyakit penyerta, setelah diperiksa ulang kemudian didapatkan hasil bahwa pasien tersebut mengalami hiperkoagulopati.

Koagulopati merujuk keterangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan gangguan yang terjadi pada sistem koagulasi atau pembekuan darah yang dapat bermanifestasi sebagai bekuan darah atau trombus di vena, arteri atau menyeluruh secara sistemik.

“Beberapa pasien yang punya komorbid yang menjadi perhatian kita adalah pasien tersebut tanpa gejala tapi kebetulan kita memiliki standar pemeriksaaan, kemudian ditemukan kondisi yang namanya hiperkoagulopati. Tapi apakah hiperkoagulopati terjadi karena komorbidnya, ini nanti yang akan kita pelajari,” ujar Pompini.

Per 29 Desember Kemenkes mencatat kasus Omicron di Indonesia menjadi total 68 kasus. Puluhan kasus Omicron di Indonesia itu mayoritas imported case dari 60 WNI pelaku perjalanan luar negeri, 7 WNA, dan satu kasus transmisi lokal di DKI Jakarta.

Mayoritas kasus datang dari pelaku perjalanan internasional negara Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.

Sementara kasus lainnya juga datang dari para pelaku perjalanan negara seperti Jepang, Kenya, Korea Selatan, Malawi, Malaysia, Nigeria, Kongo, Spanyol, Ukraina dan Irlandia.

(khr/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *