Jakarta, Indonesia —
Jumbo berhasil mencetak berbagai rekor sejak tayang di bioskop mulai Lebaran 2025. Film animasi itu terhitung sudah meraih 8,7 juta penonton per Selasa (6/5), serta berpeluang terus bertambah dalam beberapa hari ke depan.
Berkat hasil itu, Jumbo kian menempel ketat Agak Laen yang menempati posisi kedua film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 9,1 juta penonton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluang Jumbo melampaui KKN di Desa Penari sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa juga masih terbuka jika tren positif itu sanggup bertahan dalam beberapa hari ke depan.
Prestasi gemilang Jumbo di bioskop itu pun menjadi kejutan banyak pihak, termasuk bagi Ryan Adriandhy. Sutradara sekaligus penulis Jumbo itu mengakui capaian Jumbo saat ini sudah melampaui ekspektasinya.
Dalam wawancara Indonesia.com, Ryan buka suara tentang berbagai proyeksi yang sudah disiapkan untuk Jumbo. Sebut saja rencana pengembangan Jumbo sebagai IP (Intellectual Property) sampai persiapan perilisan di luar negeri.
Ryan juga blak-blakan tentang proyek terbaru miliknya yang tengah dikembangkan, termasuk rencana merilis proyek rahasia pada Lebaran 2026.
![Sutradara Jumbo, Ryan Adriandhy Sutradara Jumbo, Ryan Adriandhy]() Sutradara dan kreator Jumbo, Ryan Adriandhy. ( Indonesia /Adhitya Achmad Fauzi)
|
Selamat atas capaian Jumbo di bioskop! Bagaimana perasaan Ryan dengan segala rekor Jumbo selama sebulan terakhir?
Campur aduk sebenarnya. Yang pasti, yang pertama tentunya bersyukur, itu sudah pasti. Kemudian, haru, karena ini film animasi layar lebar yang dibuat sama 420 kreator Indonesia, asli Indonesia, dan tentunya bangga banget.
Bangga dan penuh harapan, sih, karena menurutku film animasi Jumbo ditonton 8 juta penonton di bulan pertamanya, hari ke-30-an, sampai enggak bisa hitung lagi, itu bukan cuma kesuksesan Jumbo menurutku. Tapi juga kesuksesan medium animasi untuk industri film Indonesia. Karena dampak dari Jumbo diterima begitu banyak masyarakat itu bisa positif ke mana-mana.
Harapannya setelah ini tentunya buat aku sebagai seorang pencerita, sebagai seorang pembuat film pastinya lebih banyak belajar lagi untuk hasilin karya yang lebih baik. Tapi juga untuk di luar sana mungkin yang dari dulu punya mimpi ingin bikin film animasi, ingin jadi animator, mungkin selama ini ragu ya melihat industrinya ada tempat atau enggak.
Mudah-mudahan Jumbo menunjukkan bahwa harapannya ada, cita-citanya jangan dilepas dan mungkin untuk tentunya penonton Indonesia jadi lebih punya pilihan kan sekarang, bahwa mereka juga sudah punya rasa percaya. Oh Indonesia bisa kok bikin film animasi dan enggak harus dari luar negeri gitu kalau mau menonton film animasi di bioskop.
![Film animasi Jumbo (2025) Film animasi Jumbo (2025). (Visinema Studios)]() Jumbo berhasil mencetak berbagai rekor sejak tayang di bioskop mulai Lebaran 2025. (Visinema Studios)
|
Dengan waktu produksi yang mencapai lima tahun, apakah hasil Jumbo ini sepadan?
Oh, bukan worth it lagi ya, tentu beyond sih. Ini beyond ekspektasi. Maksudnya, dari awal sebenarnya kami sudah, apa ya… bukan pesimis, tapi kami memang bilang kami membuat karya ini tujuan utamanya bukan jumlah penonton. Tapi memang memberikan cerita dari hati, dari pengalaman masing-masing, memberikan apa ya… menunjukkan bahwa keluarga dan anak-anak di Indonesia berhak dapat tontonan yang dibuat dengan baik, yang dipikirkan dengan baik, yang diproduksi dengan baik.
Jadi ketika akhirnya kebahagiaan itu bukan cuma dari filmnya, tapi dari respons balik penontonnya, yang bentuknya macam-macam. Kalau yang ilustrator ada yang bikin fan art, yang bisa nyanyi, yang bisa main musik nge-cover soundtrack-nya. Sudah sampai ada yang..sudah lihat belum yang tukang cukur bikin gambar pakai rambut? Kan itu apa ya..di luar bayangan kita. Dan ada hashtag organik #buzzerjumbo begitu.
Jadi, worth it tentunya. Dari 5 tahun kami berproses, kadang lelah, kadang capek, melihat ini semuanya benar-benar ya sudah.. worth it banget lah.
Apakah Ryan sepakat bahwa dengan produksi film yang matang, hasilnya akan sepadan dari segi komersial maupun dampak di penonton?
Iya, tentu. Karena kita sering dengar ya hasil tidak mengkhianati usaha. Jadi, memang kami mengusahakan yang terbaik. Dari proses pematangan cerita, kemudian pemilihan cast, proses rekamannya, kemudian mengumpulkan 420 ini yang terbaik yang menurut kami bisa mewujudkan visi Jumbo itu seperti apa.
Jadi, aku berharap kesuksesan Jumbo setelah ini kesimpulan yang diambil oleh orang-orang tidak salah. Bukan berarti kayak, Oh kalau ingin di atas 7 juta bikin animasi saja. Bukan itu sebenarnya kesimpulannya. Kesimpulannya bukan itu, lebih kepada kalau mau investasi, investasilah pada prosesnya. Investasi pada talenta-talentanya. Dan ya good things take time. Itu saja sih.
Lanjut ke sebelah…
Jumbo semakin dekat untuk menempati puncak film Indonesia terlaris sepanjang masa. Apa yang akan Ryan lakukan jika berhasil melampaui KKN di Desa Penari?
Sudah enggak ada ngapain-ngapain lagi sih, karena aku kan sudah pernah bikin janji ya kalau 4 juta penonton aku akan bikin show stand up comedy. Jujur itu asal ngomong kayak buang badan karena di kepalaku 4 juta itu tidak akan mungkin.
Jadi enggak akan lah gue bikin show spesial begitu. Ternyata dua kali lipatnya begitu, tapi ini bukan berarti dua kali spesial ya. Itu kan enggak kayak beli kain di toko tekstil, enggak begitu.
Tapi, kalau, kalau Tuhan, kalau semestanya mengizinkan sudah sampai… Aku sampai sekarang enggak bisa ngebayangin angkanya berhenti di berapa, itu enggak bisa. Sudah enggak mau hitung, karena setiap mencoba hitung kegocek terus. Jadi, ya sudah dibiarkan aja Jumbo bertumbuh sampai kapan dia masih mau menghibur orang-orang.
Apa rencana Ryan dan Visinema setelah penayangan reguler Jumbo berakhir?
Terima kasih banget buat pertanyaan itu, karena tentunya kami di Visinema Studios menciptakan Jumbo itu sebagai kekayaan intelektual ya, sebagai intellectual property yang rencana jangka panjangnya udah kita desain.
Cuma kita memang belum menentukan next-nya setelah Jumbo ini yang mana dulu, karena ada beberapa bentuk yang menurut kami masih bisa sangat dikembangkan, sangat bisa dieksplorasi dan harapannya bukan hanya di satu film aja.
Tentunya kita sudah menciptakan dunia dan karakter-karakter dalam cerita Jumbo yang ternyata begitu banyak disukai, begitu banyak disayangi. Jadi, kayaknya sayang sekali kalau ceritanya enggak kita cari lagi.
Beberapa karakter itu kan banyak banget dunianya bisa dieksplor lagi, dan Jumbo harapannya, napasnya bisa dalam berbagai bentuk, mau sekuel dari film yang sekarang atau mungkin aku enggak tahu.. panggung musikal atau serial.
Kalau ditontonin ke acara-acara sosial juga aku sangat-sangat mendukung sekali kalau itu terjadi. Karena juga banyak yang bilang ke aku, ‘di kotaku enggak ada bioskop’. Apakah Jumbo bisa dihadirkan dalam bentuk yang bukan bioskop? Jadi, jalannya sangat banyak.
![Film animasi Jumbo (2025) Film animasi Jumbo (2025). (Visinema Studios)]() Foto: (Visinema Studios) Film animasi Jumbo (2025). (Visinema Studios)
|
Bagaimana dengan pembahasan sekuel Jumbo?
Kalau sekuel, jujur mas Angga Dwimas Sasongko sudah chat kayak, “Ryan, gue mau sekuel.” Terus kayak, “Oke mas, kasih waktu ya.” Ide sudah ada, bayangan sudah ada, bisa dibawa kemana ceritanya dan mau membahas tema apa lagi. Tapi ya prosesnya dimulai dari awal lagi. Jadi kita tunggu aja perkembangannya.
Mau angkat cerita siapa? Geng Jumbo lagi, [si hantu] Meri, atau yang lain?
Sudah lah, Meri sudah pulang, sudah damai. Masa dipanggil-panggil lagi, kasihan amat, ha-ha-ha. Tapi ya, benar, ceritanya bisa ke mana-mana.
Ryan sempat bilang tidak akan merilis Director’s Cut? Kalau bisa dijelaskan, seberapa penting adegan-adegan yang dipotong itu?
Bicara signifikan atau enggak ya..sekarang tidak ada 18 menit bisa 8 juta kayaknya enggak signifikan amat itu adegan. Sebenarnya dia hanya lebih memberikan reasoning logis aja. Lebih mempertebal beberapa aspek cerita. Salah satunya mungkin motivasi antagonis, itu saja sih.
Kalau enggak ada juga menurutku sekarang masih bisa Itu dijelaskan kalau ada sekuel kan bisa masuk ke sana sebenarnya. Kami bisa punya long form storytelling memang yang berkesinambungan dari film pertama.
Jadi, kalaupun aku buang 18 menit di ini, tidak terlalu melukai cerita yang film yang ini sih. Universe-nya masih sangat besar, eksplorasi karakternya masih sangat bisa digali lagi. Jadi kalau yang 18 menit itu jadi aku selipin masuk ke cerita sekuel atau serial kan sangat, sangat possible.
Bagaimana dengan persiapan perilisan Jumbo di luar negeri?
Jadi kan memang kami waktu itu yang sudah tertarik dan mau menayangkan yang resmi itu sudah 17 negara dan itu start di bulan Juni. Cuma kemarin memang akhirnya pengumumannya itu kami turunkan karena memang ternyata setelah capaian Jumbo ada beberapa negara yang, “Ikutan dong!”. Jadi, nanti akan dikabari lagi list ter-update jadi berapa negara. Tapi tetap akan dilakukan di tahun ini Insyaallah.
Setelah Jumbo, berapa lama lagi penonton bisa menunggu karya terbaru Ryan Adriandhy?
Kalau paling dekat sebenarnya ada di bulan Juli 2025. Cuma mungkin bentuknya bukan film, aku spill dikit saja. Mungkin kalau teman-teman ada yang sudah tau aku juga di Visinema Studios berkarya di sebuah acara untuk anak usia prasekolah, Domikado. Nanti ada episode spesial, aku yang direct itu di bulan Juli.
Kemudian ada satu yang lagi dalam proses pengembangan. Aku belum boleh bilang, cuma rencananya enggak sampai lima tahun lagi nunggunya. Jadi Insyaallah kalau lancar di Lebaran tahun depan ada sesuatu juga dari aku dan Visinema Studios.
Proyek baru ini animasi atau live action?
Ada deh, ha-ha-ha.