Sandi Sebut Sulsel Tujuan Wisata Unggulan Tapi Vaksin Covid Tertinggal



Jakarta, Indonesia —

Capaian vaksinasi Covid-19 di seluruh daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) disebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno masih jauh tertinggal.

Menurut Sandi Sulsel merupakan salah satu destinasi wisata unggulan dan memiliki banyak produk ekonomi kreatif yang harus dikembangkan.

“Sulsel saat ini baru 45,5 persen vaksin pertama dan vaksin kedua belum 30 persen. Ini yang harus kita kejar,” kata Sandi di acara vaksinasi Covid-19 massal yang digelar Relawan Kawan Sandi (RKS) di Nipah Mall Makasar, Sulawesi Selatan, Selasa (23/11).

Program vaksinasi Covid-19 di Sulsel kata Sandi sangat penting untuk dikejar agar bisa mencapai target.

“Karena Sulsel merupakan salah satu destinasi wisata unggulan, maka harus menghadirkan program tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Untuk ekonomi bangkit juga kita harus meningkatkan protokol kesehatan,” bebernya.

Sementara, perwakilan RKS Sulsel, Muhammad Arsyad, mengatakan kegiatan vaksinasi Covid-19 yang digelar pihaknya menyasar masyarakat umum dan lansia. Ia berharap, kegiatan yang digelar pihaknya dapat membantu pemerintah dalam pencegahan Covid-19 sekaligus meningkatkan herd immunity.

“Hari ini kami menyediakan sebanyak 1.500 dosis vaksin. RKS akan membantu pemerintah agar ekonomi pulih kembali di Indonesia,” kata Arsyad.

RKS Sulsel juga mengaku mendatangi masyarakat ke kampung-kampung agar masyarakat mau divaksin sehingga ekonomi pulih kembali.

“Kami akan memberi edukasi kepada masyarakat, agar mereka tahu manfaat vaksin dan mau divaksin,” sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan laju vaksinasi di Indonesia dalam tiga minggu terakhir mengalami penurunan karena pemerintah mengganti vaksin Sinovach menjadi merek lainnya seperti AstraZeneca dan Pfizer. Hal ini membuat masyarakat ragu.

Menurut Budi, sebelumnya selama tiga minggu berturut-turut tingkat vaksinasi di Indonesia konsisten berada di atas 2 juta dosis vaksin per hari.

“Sudah ada penurunan. Disebabkan oleh beberapa hal salah satunya karena memang Sinovac vaksinnya sudah mulai menurun diganti oleh AstraZeneca dan Pfizer,” kata Budi dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (22/11).

Padahal, kata Budi, merek dua vaksin tersebut aman untuk digunakan dan memiliki tingkat efikasi yang lebih tinggi. Namun, karena masyarakat baru menggunakan dua jenis vaksin selain Sinovach, mereka masih merasa ragu.

Budi lantas meminta agar masyarakat yang belum menjalani vaksinasi, terutama orang lanjut usia, didorong agar bersedia mengikuti program vaksinasi baik menggunakan Pfizer, AstraZeneca, maupun Moderna.

(mir/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *