Satelit Boeing Mendadak Meledak di Orbit, Hancur Berkeping-keping




Jakarta, Indonesia

Sebuah satelit Boeing yang dioperasikan oleh perusahaan layanan komunikasi global, Intelsat, tiba-tiba meledak dan hancur berkeping-keping saat berada di orbit geostasioner pada Sabtu (19/10).

Dalam pernyataan di website resminya, Intelsat menjelaskan satelit bernama IS-33e tersebut mengalami kerusakan akibat “anomali” yang tidak terduga, menyebabkan satelit itu mengalami kehancuran total.

Meskipun demikian, perusahaan memastikan proses pemindahan layanan ke satelit lain, baik dari armada internal maupun dari mitra pihak ketiga, telah berjalan dengan lancar.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Rencana migrasi dan pemulihan layanan berjalan dengan baik di seluruh armada Intelsat dan satelit pihak ketiga,” tulis Intelsat di website resmi, melansir Futurism, Selasa (22/10).

Penyebab pasti dari kerusakan ini masih belum diketahui. Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka sedang melacak sekitar 20 puing-puing dari satelit tersebut. Mereka memastikan bahwa tidak ada “ancaman langsung” terhadap satelit lain.

Satelit IS-33e juga telah menunjukkan masalah sejak awal peluncurannya. Satelit ini mengonsumsi bahan bakar lebih banyak dari perkiraan untuk mempertahankan orbitnya, sehingga mengurangi masa operasionalnya hingga 3,5 tahun dari yang direncanakan.

Hingga kini, penyelidikan terkait penyebab hancurnya IS-33e masih terus dilakukan oleh pihak berwenang.

“Berdasarkan informasi yang kami miliki, kami yakin kecil kemungkinan satelit itu dapat dipulihkan.” tulis Intelsat di website resminya, Senin (21/10).

Di sisi lain, perusahaan swasta yang bekerja di bidang pelacak ruang angkasa, ExoAnalytic Solutions, melaporkan bahwa mereka mengidentifikasi 57 serpihan puing yang berasal dari kejadian tersebut.

Meski belum diketahui penyebabnya, peristiwa ini mengingatkan akan resiko yang dihadapi satelit di orbit. Contohnya potensi bahaya dari puing-puing ruang angkasa yang dapat menabrak satelit lain. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keselamatan dan umur satelit di tengah ancaman yang terus ada di ruang angkasa.

IS-33e diluncurkan pada tahun 2016 dengan bobot sekitar 6,6 ton. Satelit ini berfungsi memberikan layanan broadband, internet, dan telekomunikasi ke wilayah-wilayah di Eropa, Afrika, dan sebagian besar Asia.

Satelit ini merupakan bagian dari platform EpicNG generasi baru Boeing yang sebelumnya telh meluncurkan IS-29e. Namun IS-29e mengalami kegagalan pada sistem bahan bakar pada tahun 2019. Kemalangan ini diduga karena benturan mikrometeorid atau pengaruh cuaca matahari.

(wnu/dmi)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *