Satgas IDI Buka Suara soal Booster Sinovac Tak Ampuh Tangkal Omicron
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban merespons temuan penelitian tiga dosis vaksin Sinovac, yang terdiri dari dua dosis vaksin dan satu dosis booster tidak mampu meningkatkan sistem imun seseorang saat terpapar virus corona varian Omicron.
Menurut Zubairi masyarakat jangan mudah menyimpulkan informasi tersebut. Menanggapi laporan penelitian tersebut, Zubairi mengungkapkan masyarakat harus lebih hati-hati menyikapinya.
Dijelaskan Zubairi, beberapa penelitian di Turki misalnya, membuktikan bahwa tiga kali suntikan dosis Sinovac diklaim memberikan antibodi yang cukup kepada 1.053 petugas kesehatan.
“Walaupun dibandingkan vaksin dengan BioNTech sedikit lebih tinggi proteksinya, namun bisa memproteksi,” kata Zubairi lewat pesan suara kepada Indonesia.com, Jumat (24/12).
Sehingga dalam menyikapi sebuah penelitian, Zubairi menyarankan harus juga melihat hasil penelitian lainnya. Selain itu disarankan melihat juga data lapangan dari epidemiologi.
Zubairi menyarankan baiknya individu yang telah mendapatkan dua vaksin Sinovac diberikan vaksin booster atau dosis tambahan menggunakan vaksin covid-19 jenis lain.
“Vaksin booster dari data yang ada memang kalau kita memakai vaksin yang berbeda itu lebih baik. Artinya kalau (menggunakan) Sinovac (sebaiknya) pakai Moderna atau Pfizer atau yang lain,” ujar Zubairi.
Tak hanya berlaku pada jenis Sinovac, persilangan vaksin lain sebagai dosis tambahan juga berlaku untuk jenis vaksin covid-19 lain. Misalnya individu sudah mendapatkan dua dosis Pfizer, maka disarankan mendapat vaksin booster dengan jenis lainnya.
“Demikian juga kalau yang pertama dan kedua memakai Pfizer lebih baik yang ketiga memakai yang lain,” tuturnya.
Namun demikian, ia menjelaskan apabila vaksin jenis lain tak kunjung terpenuhi ketersediaanya, maka menggunakan vaksin Sinovac tiga dosis tetap lebih baik ketimbang tak menerima vaksin booster.
“Artinya 3 kali vaksin dengan Sinovac masih jauh lebih baik dibandingkan Sinovac 2 kali daripada masih menunggu-nunggu diberi booster,” tutur Zubairi.
Sebelumnya tiga dosis vaksin Sinovac yang terdiri dari dua dosis vaksin dan satu dosis booster dilaporkan tidak meningkatkan sistem imun seseorang yang terinfeksi varian omicron.
Para ahli menyarankan penerima dua dosis vaksin Sinovac untuk mencari vaksin jenis lain untuk dosis booster atau ketiga.
Menurut penelitian dari University of Hong Kong dan Chinese University of Hong Kong suntikan booster dari BioNTech SE, Jerman dapat secara signifikan meningkatkan perlindungan antibodi terhadap serangan Omicron.
Dua dosis vaksin dari BioNTech yang disebut “Comirnaty” tidak memberikan proteksi yang cukup terhadap paparan covid-19. Namun, suntikan booster dari vaksin ini disebut dapat meningkatkan proteksi terhadap varian Omicron.
(can/mik)