Satu Dekade Kim Jong-un, Nuklir Masih Jadi Tongkat Sihir Andalan Korut



Jakarta, Indonesia —

Satu dekade sudah Kim Jong-un berkuasa di Korea Utara. Meski Korut didera krisis akibat sanksi atas ambisi nuklir, program senjata itu dianggap masih menjadi tongkat sihir mutakhir untuk mempertahankan posisi Kim di mata dunia.

“Senjata nuklir masih menjadi tongkat sihir untuk Korea Utara,” ujar mantan kepala Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, Kim Taewoo, kepada Associated Press.

“Korea Utara adalah salah satu negara paling miskin di dunia, tapi dapat mengendalikan hubungannya dengan Korea Selatan karena punya nuklir. Jika bukan karena bom nuklirnya, bagaimana bisa Pyongyang duduk untuk berbicara dengan Amerika Serikat?”

Penggunaan isu nuklir untuk diplomasi memang sudah terpantau sejak awal Kim menjabat. Puncaknya pada 2017, saat Kim mengklaim punya rudal nuklir yang bisa mencapai tanah AS.

Setahun kemudian, Kim sudah terlibat diplomasi langsung dengan Presiden AS, Donald Trump. Proses diplomasi panjang itu dimulai dengan pertemuan Kim dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, juga untuk pertama kalinya.

“Nuklir memperkuat diplomasi Kim. Di dalam negeri, [nuklir] juga menjadi alat propaganda untuk menunjukkan legitimasi pemerintahannya dan citra bahwa pemimpin mereka dapat membangun [Korut] sebagai negara berkekuatan nuklir,” ucap Kim Taewoo.

Meski upaya diplomasi Kim pada 2017-2018 kandas, Korut memang masih dipandang sebagai negara nuklir yang kuat. AS juga terus menyatakan bahwa senjata nuklir Korut dapat mengancam Negeri Paman Sam.

Berdasarkan perkiraan intelijen, saat ini Korut memiliki 60 senjata nuklir. Jumlah itu diprediksi akan terus bertambah setidaknya 18 tiap tahunnya.

Selama menjabat, Kim juga mempertahankan “tradisi” uji coba senjata agar dunia waspada dan terus bersiaga akan gerak-gerik Korut.

Beberapa uji coba menyedot perhatian khusus komunitas internasional. Merujuk pada penelusuran Associated Press, setidaknya ada enam ledakan akibat uji coba nuklir Korut.

Selain itu, Korut juga untuk pertama kalinya menguji coba rudal balistik antarbenua di masa pemerintahan Kim Jong-un. Sejauh ini, mereka sudah melakukan tiga uji coba senjata mutakhir itu.

[Gambas:Video ]

Sejumlah pihak mengernyitkan dahi karena Kim terus memperkuat senjata nuklirnya, sementara rakyatnya sengsara didera krisis akibat sanksi tak berkesudahan dari komunitas internasional.

Namun menurut kepala badan think tank Forum Studi Pertahanan Korea, Jung Chang-wook, Kim memang tidak akan meninggalkan nuklir yang sudah menjadi politik mendarah daging keluarganya sejak dulu.

“Keluarga Kim bisa kehilangan kekuatannya, jadi dia tidak bisa meninggalkan [program nuklir],” tutur Jung.

(has)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *