Semeru Erupsi Lagi, Warga Diminta Jauhi Radius 5 Km Arah Bukaan Kawah
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tercatat mengalami sedikitnya tiga kali erupsi pada Kamis (16/12) pagi.
Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl kembali meningkat dan terpantau meluncurkan awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer dari kawah ke arah Besuk Kobokan di Kabupaten Lumajang.
PVMBG pun mengeluarkan rekomendasi yang perlu diperhatikan masyarakat atas erupsi Gunung Semeru.
Warga sekitar gunung diminta untuk menjaga diri untuk menjauhi area dalam jarak 5 kilometer arah bukaan kawah Gunung Semeru di sektor tenggara atau selatan.
“Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” demikian dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (16/12).
Selain itu, masyarakat pun diminta menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Kemudian perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
“Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk,” demikian peringatan PVMBG.
Berdasarkan laporan magma Indonesia, Badan Geologi, Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), letusan pertama pada Kamis (16/12) terjadi pada pukul 09.01 WIB. Visual letusan tidak teramati.
“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 0 detik,” kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian melalui keterangan tertulis, Kamis (16/12).
Sedangkan, erupsi kedua, terjadi pada pukul 09.30 WIB. Visual letusan tidak teramati. Adapun erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi 395 detik.
Sedangkan, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru lainnya, Yuda Prinardita Pura menuturkan, erupsi kembali terjadi pada pukul 15.42 WIB. Di mana visual letusan juga tidak teramati. Adapun erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 400 detik.
Seperti dilansir dari Antara, pengamatan Gunung Semeru pada Kamis pukul 06.00 – 12.00 WIB terpantau cuaca cerah, berawan, mendung, dan hujan, kemudian angin bertiup lemah ke arah utara, timur laut, dan barat daya dengan suhu udara 24-27 derajat celcius.
Untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 25 mm selama 70 detik, awan panas guguran tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 17-25 mm selama 395-912 detik, guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 5 mm selama 55 detik.
Aktivitas Gunung Semeru masih pada level II atau waspada, meskipun beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara – selatan.
“Kami imbau warga mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” katanya.
Sesuai dengan rekomendasi PVMBG, lanjut dia, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
(hyg, Antara/kid)