Semeru Masih Berpotensi Keluarkan Awan Panas dan Banjir Lahar



Jakarta, Indonesia —

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani mengatakan masih ada potensi terjadinya awan panas guguran dan banjir lahar akibat erupsi Gunung Semeru. Ia meminta warga sekitar mewaspadai hal tersebut.

Andiani mengatakan, hasil pemantauan pihaknya menunjukkan bahwa sejak Senin (6/12) pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak dua kali, yakni sekitar pukul 04.00 dini hari dan sekitar pukul 09.00 WIB. Erupsi itu kemudian menyebabkan terjadinya awan panas guguran.

[Gambas:Video ]

“Terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur antara 2,5-4 km, sehingga kami menyatakan agar masyarakat atau warga menghindari daerah-daerah yang merupakan ancaman guguran awan panas,” kata Andiani dalam konferensi pers secara virtual di kanal Youtube Kementerian ESDM, Senin (6/12).

“Potensi kejadian awan panas guguran, potensi masih ada,” imbuhnya menambahkan.

Kendati demikian, Andiani mengatakan pihaknya tidak dapat memprediksi kapan awan panas guguran kembali terjadi. Sebab, pihaknya perlu melakukan monitoring lebih lanjut terkait hal ini.

“Menjelang terjadi awan panas itu kami memiliki alat-alat yg bisa mencatat getaran-getaran, dan setelah getaran itu tercatat baru kami sampaikan melalui WA group dan disebarkan kepada masyarakat,” jelasnya.

Selain potensi awan panas guguran, PVMBG juga meminta masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar dingin. Terlebih saat ini curah hujan juga cukup tinggi dalam beberapa waktu ke depan.

Menurut dia, potensi itu bisa terjadi kapan saja, karena di puncak gunung masih terdapat material-material hasil erupsi Gunung Semeru. Dengan curah hujan yang tinggi saat ini, potensi banjir lahar dingin sangat mungkin terjadi.

“Potensi lahar masih tinggi di sekitar Semeru, utamanya adalah bukaan kawah yang mengarah pada bagian selatan dan tenggara,” jelas dia.

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu (4/12). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pukul 11.00 WIB, sebanyak 5.205 jiwa terdampak erupsi tersebut.

Akibat erupsi tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak 15 orang, sementara 27 orang lainnya masih dinyatakan hilang. BNPB juga mencatat bahwa 1.707 jiwa saat ini mengungsi di 19 posko.

(dmi/ain)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *