Serangan Israel Tewaskan Puluhan Orang di Beit Lahiya & Jabaliya Gaza




Jakarta, Indonesia

Serangan militer Israel (IDF) masih belum berhenti ke wilayah Gaza, Palestina pada akhir pekan ini.

Setelah menggempur wilayah Gaza selatan hingga menewaskan pimpinan Hamas, Yahya Sinwar, pada Kamis lalu, sehari selanjutnya hingga akhir pekan ini IDF menggempur wilayah Gaza utara, termasuk di kamp-kamp pengungsi.

Mengutip dari Aljazeera, Minggu (20/10) dini hari WIB, setidaknya ada 44 warga Palestina yang terbunuh dan lebih dari 80 terluka akibat serangan Israel ke kamp pengungsi Jabalia dan Maghazi yang berada di Gaza utara.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat yang sama kantor berita Palestina, WafaAljazeera, dan Reuters melaporkan setidaknya 73 orang tewas karena serangan udara Israel yang menargetkan komplek permukiman di Beit Lahia, Gaza utara. Dilaporkan masih banyak korban yang terperangkap di balik reruntuhan, namun tim penyelamat belum berhasil mengevakuasi mereka.

Rumah Sakit Indonesia yang berada di Gaza Utara juga dilaporkan kembali diserang Israel pada Sabtu (19/10) waktu setempat. Demikian dilaporkan Wakil Menteri Kesehatan Gaza dr. Yousef Abu Rish.

“Lantai atas RS Indonesia menjadi sasaran tembakan artileri Israel,” kata Abu Rish yang memastikan terjadinya serangan usai menghubungi langsung staf medis RS tersebut, dalam keterangan organisasi kemanusiaan MER-C di Jakarta seperti dikutip dari Antara.

Selain menembaki RS Indonesia, pasukan Zionis juga dilaporkan menyerang sekelompok pengungsi yang bertahan di gerbang rumah sakit, kata pejabat Gaza itu.

Dalam keterangan yang sama, Direktur RS Indonesia dr. Marwan Al-Sultan menyatakan serangan Israel yang mengenai lantai atas bangunan tersebut menyebabkan listrik padam. Dia mengatakan serangan tersebut membahayakan nyawa 40 pasien serta 15 staf medis yang masih bertahan di RS Indonesia.

Akibat serangan tersebut, pihak Kementerian Kesehatan Palestina kembali menyerukan semua staf medis di rumah sakit sedunia untuk menyelenggarakan aksi solidaritas dengan RS di Jalur Gaza dan menyatakan penolakan atas genosida Israel terhadap rakyat Palestina.

Serangan Israel ke RS Indonesia itu terjadi di tengah pengepungan Gaza Utara oleh pasukan Zionis selama hampir dua pekan sejak 5 Oktober lalu.

Di tengah pengepungan itu, tentara Israel memerintahkan tiga RS di Gaza Utara yang masih aktif – salah satunya RS Indonesia – untuk segera melakukan evakuasi ke arah selatan.

Pasukan Zionis itu mengancam akan menghancurkan RS dan menangkap orang-orang di dalamnya apabila perintah tersebut tak diindahkan.

Perintah evakuasi tersebut memaksa dua relawan MER-C yang bertugas di RS Indonesia Gaza Utara mengungsi ke Deir Al-Balah, Gaza Tengah, demi keselamatan mereka.

Saat ini, terdapat empat relawan MER-C yang masih bertahan di Jalur Gaza untuk tugas kemanusiaan. Menurut Kementerian Luar Negeri RI, mereka adalah WNI terakhir yang masih bertahan di daerah tersebut.

Lebih dari satu tahun agresi Israel ke Gaza. Selama waktu tersebut, sejak 7 Oktober 2023, mengutip dari Reuters berdasarkan keterangan kementerian kesehatan di Gaza ada 45.219 warga Palestina terbunuh dan 99.637 terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

(tim/kid)


[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *