Sindikat Copet di WSBK Mandalika Pernah Beraksi di Sirkuit Sepang
Anggota sindikat copet asal Jakarta tertangkap mencuri telepon genggam penonton (ponsel/handphone) dalam ajang World Superbike (WSBK) 2021 di Sirkuit Mandalika, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dari penangkapan tersebut, polisi kemudian mendapati para pelaku terlibat dalam sindikat copet. Mereka rencananya akan pula melakukan aksi pada gelaran MotoGP 2022 di Mandalika. Dari pemeriksaan polisi diketahui pula, bahwa pelaku pun pernah melakukan aksinya di luar negeri yakni saat ajang seri balap di Sirkuit Sepang, Malaysia.
“Jadi mereka ini sudah spesialis yang melancarkan aksi kalau ada event-event seperti ini [WSBK]. Seperti di Sirkuit Sepang Malaysia, Singapura, itu mereka pernah. Yang paling sering itu di Batam, di sana mereka bisa dapat puluhan handphone,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Pol Hari Brata di Mataram, Lombok, Selasa (23/11) seperti dikutip dari Antara.
Pada kesempatan yang sama, Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto mengatakan penangkapan pencopet yang diketahui bagian dari sindikat itu dilakukan di tribun penonton.
“Dari giat pengamanan WSBK kemarin, empat pelaku yang terdiri dari satu pria dan tiga wanita ini tertangkap melakukan pencurian ‘handphone’ milik penonton di tribun tiket hijau tosca,” ungkap Artanto.
Hari Brata menjelaskan tiga dari empat pelaku ini masih ada hubungan keluarga. Mereka adalah DC (45) yang merupakan suami dari LA (41), bersama anak perempuannya berinisial DA (24).
“Untuk AW (34), perempuan ini merupakan tetangga mereka di Jakarta,” ucap Hari.
Masing-masing pelaku, katanya, memiliki peran berbeda. Untuk LA, jelasnya, berperan sebagai pemetik alias yang mengambil barang copetan dari korban. DA berperan sebagai pengalih perhatian korban, dan AW yang menerima hasil copetan dari LA untuk dibawa menjauh.
“Setelah mendapatkan barang, LA menyerahkan ke DC. Peran dari si bapak membongkar handphone korban, membuang kartu, dan membuka kode pengaman,” ujar Hari.
Hari mengatakan aksi dari sindikat copet ini terungkap dari giat pengawasan anggota kepolisian di tribun penonton.
“Jadi awalnya salah seorang pelaku tertangkap tangan oleh anggota berpakaian ‘preman’ yang kita sebar di tribun. Jadi satu dapat di TKP (tribun penonton), lainnya tertangkap di Pelabuhan Lembar,” ucap dia.
Sistem kerja dari sindikat ini, katanya, bisa dikatakan pula cukup rapi dan terencana. Niat mereka untuk melancarkan aksi tersebut juga terlihat dari keberangkatan mereka dari Jakarta menggunakan transportasi jalur udara. Mereka pun membeli tiket resmi WSBK dan menginap di hotel kawasan Mandalika.
“Jadi niatnya datang dari Jakarta memang untuk mencopet. Mereka beli tiket dan menginap di hotel kawasan Mandalika. Mereka datang dari Jakarta pakai pesawat,” ucap Hari.
Peran mereka terungkap setelah salah seorang diantaranya tertangkap tangan beraksi di tribun penonton tiket hijau tosca, tepat di hari terakhir perhelatan WSBK, Minggu (21/11). Dari penangkapan empat anggota sindikat copet ini disita barang bukti berupa empat unit telepon genggam, yakni satu unit merek iPhone, dan tiga lainnya bermerek Samsung.
“Satu TKP ada di Epicentrum Mall dan tiga lainnya di Sirkuit Mandalika,” kata dia.
Lebih lanjut, Hari mengatakan bahwa penyidik telah menahan ke empat pelaku di Rutan Polda NTB. Pengembangan kasus masih terus dilaksanakan, termasuk akan berkoordinasi dengan Polda Kepulauan Riau yang kabarnya kerap menjadi wilayah dari sindikat copet ini beraksi.
(Antara/kid)