Sinergitas TNI-Polri Dirusak Bentrokan di Bawah



Jakarta, Indonesia —

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengakui bentrokan antara prajurit TNI dengan anggota Polri terjadi beberapa kali. Hal ini, menurutnya, merusak sinergitas di antara kedua lembaga.

Mantan Komandan Paspamres Jokowi itu mengingatkan bahwa TNI dan Polri merupakan dua institusi yang harus jalan bersamaan. Dia pun tak ingin bentrokan di level bawah merusak sinergitas yang telah terbangun.

“Karena, sinergitas kita yang merusak adalah bentrokan di bawah. Nah, ini sudah terjadi beberapa kali,” ucap Andika saat memberikan arahan dalam Rapat Kepala Kesatuan Wilayah (Kasatwil) Polri di Bali pada Jumat (3/12).

Dia pun memerintahkan bawahannya agar melaporkan setiap peristiwa yang berpotensi menjadi gesekan antara prajurit TNI dan Polri, baik dalam skala kecil maupun besar.

Andika mewanti-wanti hal tersebut sehingga permasalahan tersebut dapat segera diatasi dan dicegah untuk terjadi di kemudian hari.

“Karena memang kami yang di atas kan, tidak selalu tahu. Jadi itu yang saya imbau, sekecil apapun kalau ada potensi di bawah itu kalau memang bisa dilaporkan, itu lebih bagus,” katanya.

Ia mengatakan bahwa proses penindakan hukum akan dapat langsung dilakukan jika pimpinan mengetahui permasalahan yang terjadi.

Menurut dia, penegakan hukum yang tegas merupakan cara satu-satunya untuk memberikan efek jera bagi personel lain di kemudian hari.

“Sebab kalau kembali lagi, salaman, olahraga, hanya begitu-gitu saja. Apakah, ya mereka menyesali, tapi akan lebih kena kalau konsekuensinya beneran,” tambah Andika.

Andika beranggapan bahwa proses hukum tak akan merugikan pihak-pihak yang terlibat. Ia mengatakan bahwa hak-hak yang diberikan kepada para pelanggar tetap akan didapat. Sehingga, kata dia, proses tersebut bukan sesuatu yang harus dihindari.

Belakangan, kasus bentrokan antara TNI dan Polri terjadi di Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 tepat di depan Mess Hall, Timika. Saat itu, enam anggota dari Satgas Amole dari unsur Brimob Polri tengah berada di lokasi berjualan rokok.

Peristiwa pembelian rokok itu kemudian berujung pada aksi pemukulan oleh personel Nanggala tersebut kepada anggota Brimob. TNI diduga melayangkan komplain atas harga rokok yang dijual.

Dalam kronologi versi polisi, prajurit TNI mengeroyok enam personel Satgas Amole Kompi 3 dengan menggunakan benda tumpul dan tajam. Namun demikian, Kamal belum merinci lebih lanjut mengenai jenis senjata yang digunakan oleh para anggota TNI.

Menurutnya, masalah tersebut kini sudah terselesaikan dengan damai. Hanya saja, proses penindakan disiplin terhadap masing-masing anggota yang terlibat perkelahian akan tetap dilakukan.

(mjo/pmg)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *