Singapura Gelar Pemilu Hari Ini, Hujan Tak Surutkan Antusiasme Warga
Jakarta, Indonesia —
Singapura menggelar pemilihan umum (Pemilu) ke-14 hari ini, Sabtu (3/5) saat hujan lebat. Warga ramai-ramai mengunjungi tempat pemungutan suara (TPS) untuk menentukan pilihan mereka.
TPS mulai dibuka pukul 08.00 pagi waktu setempat. Menurut data Singapura, nyaris 2,75 juta warga terdaftar sebagai pemilih dan berhak memberi suara siapa yang bakal berkuasa.
Meski hujan, di TPS Blok 608 Clementi West Street 1 tampak antrean panjang warga yang siap memberi suara. Banyak di antara mereka yang terlihat dari kelompok lanjut usia (lansia) tetapi ada pula dari kalangan muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) sebelumnya mengeluarkan peringatan hujan lebat di Singapura pada hari ini mulai pukul 07.15 hingga 08.45 waktu setempat.
Pemilu kali ini diikuti 206 calon dari 11 partai dan kandidat independen. Mereka memperebutkan 92 kursi dari 32 daerah pemilihan, demikian dikutip Channel News Asia (CNA).
Partai berkuasa, Partai Aksi Rakyat (People’s Action Party/PAP) sudah pasti mengantongi lima kursi di daerah Marine Parade karena tak ada lawan lain di sana.
Pemilu ini merupakan kontestasi pertama sekaligus ujian bagi Lawrence Wong sejak dia menjabat perdana menteri menggantikan Lee Hsien Loong pada Desember lalu.
Isu-isu utama yang menjadi perhatian warga adalah ekonomi, kesejahteraan, biaya hidup, kesenjangan sosial, dan hunian.
Sejumlah media memprediksi PAP kembali menang dalam pemilu mengingat dominasi partai ini masih kuat dan memimpin sejak 1960-an.
Berdasarkan survei yang dirilis YouGov pada April juga menyebut PAP masih punya banyak pendukung.
Survei yang dilakukan ke 1.000 responden itu menunjukkan 63 persen pemilih akan memberi suara untuk PAP. Hanya 15 persen yang bakal mendukung Partai Pekerja sebagai oposisi utama, demikian dikutip ABC Net.
Namun, PAP juga mesti waspada sebab di pemilu sebelumnya oposisi, Partai Pekerja, mendapat lebih dari 11 persen suara. Ini bisa menjadi gambaran pemilih mulai berpikir ke partai alternatif.
(sur/isa)