Sudah Sakit Sejak Diambil Sita



Jakarta, Indonesia —

Dua ekor lumba-lumba yang pernah ditunggangi oleh selebgram Lucinta Luna di Bali dikabarkan hilang. Namun, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Sumarsono menyatakan lumba-lumba tersebut telah mati.

Sumarsono menjelaskan lumba-lumba itu adalah yang disita dari Dolphin Lodge Bali milik PT Piayu Samudra Bali sebagian sudah dalam keadaan tidak sehat. Akibat dieksploitasi, lumba-lumba umumnya sakit hepatitis akut yang tidak ketahuan.

“(Itu) dilihat dari warna mata yang agak kekuningan, karena sudah habis-habisan dieksploitasi oleh pemilik lama secara berlebihan. (Kemudian) ditunggangi Lucinta Luna dan kawan-kawan dan sebagainya,” terang Sumarsono, Senin (29/11)

Ia sekaligus menepis isu bahwa populasi lumba-lumba selama ini berkurang karena dijual.

“Jadi jangan dianggap kalau lumba-lumba berkurang, dianggap hilang karena kita jual atau kita (jadikan) sate,” katanya.

Selain itu, ia menerangkan lumba-lumba tersebut kurang gizi karena kurangnya asupan makanan akibat sepinya pengunjung saat pandemi Covid-19. Satwa tersebut juga tidak pernah dicek kesehatan.

“Tidak pernah dicek kesehatan. Medical record yang bener tidak ada, sehingga ketika kami rampas ada beberapa yang sakit walau kelihatan sehat,” tuturnya.

“KSDA Bali jadi serba salah, yang sakit-sakit itu kalau tidak kita sita salah. Kalau kita biarkan salah. Kalau kita pelihara lalu mati di tangan kita salah. Kalau kita lepas, tambah salah lagi,” ucapnya.

Meski demikian, Sumarsono tak mengungkapkan penyebab detail kematian dua ekor lumba-lumba tersebut. Ia mengaku tidak membaca hasil nekropsinya.

Dia mengaku BKSDA dengan dibantu pihak lain, seperti perwakilan Universitas Udayana (Unud), sudah berupaya merawat dua mamalia tersebut.

“Tapi yang jelas mati bukan karena dibunuh. Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau. Keeper-nya siang-malam nungguin jangan sampai mati, temen Unud bolak-balik bantuin karena sayang aset negara. Tapi gimana lagi, wong dari awal disita sudah sakit,” tambahnya.

Sebelumnya, aktivis satwa dari Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba mengungkap kondisi miris hewan yang dipakai seluncuran dengan dipegang siripnya oleh selebgram Lucinta Luna di Bali.

Para aktivis menduga satwa yang disita itu ditempatkan di dalam kolam dengan overkapasitas, dan dua ekor lumba-lumba hilang.

“Sebelumnya udah ada lima lumba-lumba (yang ditampung di sana). Ditambah tujuh ekor lagi, kolamnya enggak akan layak nampung semuanya, dong? Lebih parah lagi, dua ekor lumba-lumba di Bali Exotic Marine Park sekarang hilang,” kata salah satu anggota Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba Pinneng Sulungbudi dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (29/11).

Sementara itu sebelumnya, Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Sekar Mira menilai tindakan Lucinta sangat tidak baik untuk ditiru. Dia menilai tindakan Lucinta membuat lumba-lumba tidak nyaman.

“Sangat tidak baik untuk ditiru menungganggi lumba-lumba seperti itu,” ujar Sekar kepada Indonesia.com.

Sekar menyampaikan ada banyak cerita dan kesaksian bahwa lumba-lumba dapat menolong orang yang tenggelam di laut, misalnya dengan mendorong atau membiarkan manusia berpegangan pada tubuhnya.

Namun, dia menilai tindakan yang dilakukan di luar kebiasaan, apalagi diulang-ulang tentu bukan sesuatu yang nyaman bagi lumba-lumba, misal pada sirkus.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/DAL)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *