Sumur-sumur Resapan DKI Bikin Gerah Pengguna Jalan


Jakarta, Indonesia —

Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan kini berjejer sumur-sumur resapan pada salah satu sisinya. Bagian dari proyek Pemprov DKI Jakarta untuk mempercepat surutnya genangan saat hujan besar, juga untuk memastikan cadangan air tanah terjaga saat musim kemarau.

Namun sumur resapan yang mengambil sebagian ruang badan jalan itu kerap menghambat pengguna lalulintas. Pasalnya, Permukaan beton penutup sumur resapan yang tingginya tak sama dengan badan jalan semula walau sudah dibantu dengan tambalan sekelilingnya.

Pantauan di lokasi, sejumlah pengendara yang melintasi jalan itu berusaha menghindar melintas bekas galian sumur resapan. Putri Tsabila, salah satu warga mengaku sumur-sumur resapan yang permukaannya lebih rendah dari badan jalan membuat pengendara motor seperti dirinya tak mau ambil risiko.

“Ngerinya kalau di depan ada mobil yang juga, pas ke tengah dikit buat ngindarin sumur itu,” ujarnya saat ditemui di salah satu warung makanan di sekitar jalan tersebut pekan lalu.




Sumur Resapan di Jalan Durian, Jagakarsa, Jaksel, Minggu (21/11/2021).Pengendara mobil dan motor melintasi Jalan Durian, Jagakarsa, Jaksel. (Indonesia/Dika Kardi)

Selain di sana salah satu sumur resapan yang mengambil ruang badan jalan ada di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Di jalan Margasatwa terlihat sumur-sumur resapan permukaannya sudah ada yang dibuat datar dengan jalan, ada pula yang tidak.

Saat dikunjungi pada Rabu (17/11) lalu terlihat masih ada pekerja yang melakukan tugas mereka membuat sumur resapan itu. Akibat proyek yang memakan badan jalan itu, pengendara mobil dari dua arah pun harus rela bergantian melintas.

“Bagus sih, biar kalau hujan airnya enggak terlalu lama ada di jalan, ada yang langsung masuk ke tanah. Tapi, yang penting aman aja buat yang naik motor. Tingginya jangan beda (dengan permukaan jalan),” ujar Danny, seorang pengendara motor yang ditemui di tempat parkir mini market di sana.




Sumur Resapan di jalan Margasatwa, Pondok Labu, Jakarta Selatan.Proyek drainase vertikal di Jalan Margasatwa, Pondok Labu, Jakarta Selatan. (Indonesia/Dika Kardi)

Pemerhati keselamatan berlalu lintas Sony Susmana mengatakan untuk pembangunan proyek galian—baik itu sumur resapan, pipa air, maupun kabel bawah tanah–seharusnya memerhatikan aspek keselamatan pengguna jalan.

Menurutnya pembangunan sumur resapan yang berada di badan jalan sebaiknya tak diterapkan di jalanan umum, melainkan jalan lingkungan. Artinya, kata dia, jalan itu memang hanya dilalui pengendara dengan kecepatan yang relatif rendah.

Selain itu, seandainya berada di jalanan umum, ia mengatakan sebaiknya sumur resapan itu dibuat di pinggir jalan, baik di atas trotoar maupun rumput dengan meletakkan sistem tambahan guna mengalirkan air ke drainase vertikal tersebut.

“Kalaupun [dibuat di badan jalan] dia mau bikin itu tutupnya dari besi atau beton segala macam, maka wajib permukaannya flat, rata, dengan eksisting, yang sudah ada,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (19/11) malam.

“Jadi harus dipertimbangkan matang-matang oleh pemprov. Saya enggak tahu selama ini seperti apa, jadi jangan sampai ini dilihat masyarakat, dinilai, tak peduli kepada keselamatan,” imbuhnya.




Pekerja saat menyelesaikan pembuatan sumur resapan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (13/102021). Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sudah mengerjakan 6.230 titik sumur resapan dari target 22.292 titik pada tahun 2021 yang bertujuan untuk mengurangi titik genangan saat musim hujan. ( Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)Lingkaran di sisi jalan yang menjadi tanda tempat akan dilubangi untuk menjadi titik sumur resapan atau drainase vertikal di Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (13/102021).( Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

Di satu sisi, Sony mendorong Pemprov DKI dan jajarannya melakukan pengawasan ketat terhadap kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek itu, termasuk saat penyelesaian akhirnya.

“Kita ini kan pengguna jalan raya ini bayar pajak. Bayar pajak salah satunya bukan digaransi kalau kecelakaan–meninggal, cedera, dan sebagainya. Tapi, digaransi keselamatannya salah satunya ya itu tadi, ‘okelah berbeda material [penutup], tapi paling tidak flat [dengan badan jalan lain], tidak boleh ada gangguan,” katanya.

Sony mengatakan jalan yang bergelombang ataupun berbeda tinggi atau benjolan (bumpy) memiliki dampak buruk bagi keselamatan pengendara dan juga merusak bagian dari kendaraan.

Sebagai informasi, Pemprov DKI pada 2021 ini menargetkan 25.467 titik drainase vertikal , yang salah satunya sumur resapan di seantero wilayah Jakarta. Pada 15 November 2021 lalu diterangkan bahwa Dinas SDA DKI telah menyelesaikan proyek drainase vertikal di 12.482 titik.

Beberapa waktu lalu, Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi mengatakan di samping tujuan utama yakni untuk melakukan recharge terhadap air tanah, proyek drainase vertikal juga merupakan upaya untuk meredam genangan-genangan yang sifatnya lokal.

Buka ke halaman selanjutnya…


Ketidaknyamanan Proyek di Dalam Lingkungan Warga


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *