Sutiyoso Kritik Ormas Baret Merah Berujung Permintaan Maaf Hercules
Jakarta, Indonesia —
Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB Jaya) Rosario de Marshall alias Hercules menyampaikan permintaan maaf kepada purnawirawan TNI AD sekaligus eks Gubernur Jakarta Sutiyoso.
Dalam permintaan maafnya, Hercules mengaku menghormati almamater Sutiyoso yang berasal dari komando baret merah Kopassus.
“Karena Pak Sutiyoso dari komando pasukan khusus baret merah. Saya sangat hormat dan saya sangat kagum kepada beliau. Atas kesalahan saya kemarin, salah mengucap itu saya minta maaf sebesar-besarnya,” kata Hercules dikutip dari kanal YouTube GRIB TV, Jumat, (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hercules menyesal atas ucapan dia sebelumnya yang dianggap menyinggung Sutiyoso. Pernyataan itu ia sampaikan merespons dukungan Sutiyoso terhadap wacana revisi UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).
Dalam pernyataannya di salah satu media, Sutiyoso mengungkap pengalamannya dengan ormas sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia mengaku tak rela seragam TNI ditiru ormas dan digunakan untuk memalak masyarakat.
“Saya tidak nyaman melihat ormas berpakaian yang terkesan lebih tentara dari tentara,” katanya.
Sutiyoso mencontohkan Kopassus. Menurut dia, memerlukan waktu pelatihan hingga enam bulan untuk menjadi anggota komando baret merah. Dia kecewa seragamnya justru digunakan ormas tertentu.
“Bagaimana kita itu untuk mendapatkan baret merah enam bulan latihannya, dari Batujajar ke gunung hutan, jalan 10 hari ke Cilacap ke Nusakambangan pakai baret merah, tahu-tahu dipakai ormas-ormas ini, kita sangat kecewa lah,” katanya.
Sutiyoso karena itu mendukung wacana RUU Ormas yang sempat disinggung Menteri dalam Negeri Tito Karnavian. Menurut dia, ormas perlu direvisi bukan hanya dari sikap, namun juga dari cara berpakaian mereka.
“Bahwa saya sangat mendukung Pak Tito Mendagri mau merevisi UU Ormas ini. Bukan tingkah laku mereka saja yang harus dievaluasi ya, tapi juga cara berpakaian,” kata Sutiyoso.
“Saya tidak nyaman melihat ormas berpakaian yang terkesan lebih tentara dari tentara,” imbuhnya.
Hercules sempat mengungkap kekesalannya dan merespons pernyataan Sutiyoso. Menurut dia, Sutiyoso telah menghina ormas dan memintanya untuk diam.
“Kayak Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu enggak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Enggak usah nyinggung-nyinggung kita,” katanya.
Wacana RUU Ormas mencuat usai didesak sejumlah pihak atas aksi premanisme berkedok ormas di sejumlah wilayah menjelang Idulfitri 2025. Teranyar, aksi ormas di Depok juga menuai sorotan usai membakar mobil polisi saat menangkap salah satu pimpinan mereka atas tuduhan kepemilikan senjata api.
Merespons itu, Mendagri Tito Karnavian mengamini sejumlah insiden yang melibatkan ormas. Dia mendukung pengawasan ketat terhadap Ormas, salah satunya audit keuangan. Menurut dia, setiap undang-undang bersifat dinamis bergantung pada kondisi di tengah masyarakat. Begitu pula perubahan pada ormas sejak Orde Baru.
“Tapi kan dalam perjalanannya setiap undang-undang itu kan dinamis ada perubahan-perubahan situasi dapat saja dilakukan perubahan-perubahan sesuai situasi,” kata dia di Jakarta, Jumat (25/4).
(thr/dal)