Syarat Pakai Masker yang Dianjurkan, Cegah Covid-19 Varian Omicron
Kemunculan Covid-19 varian Omicron atau juga disebut varian Botswana membuat setiap orang harus melakukan perlindungan yang lebih optimal.
Pasalnya, Covid-19 varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan ini bermutasi lebih besar dengan dinilai angka penularannya lebih tinggi.
Selain vaksinasi Covid-19 dan menerapkan protokol kesehatan yakni menggunakan masker rangkap atau double mask.
Dokter spesialis penyakit dalam Eric Daniel Tenda menjelaskan, penggunaan masker double bisa memberikan perlindungan optimal dari virus corona.
Penggunaan masker medis memberikan perlindungan sebesar 50-60 persen dari risiko terpapar Covid-19. Jika ditambah dengan masker kain di lapisan luar, maka perlindungan yang diberikan akan semakin besar, yakni 85 persen menurunkan risiko terpapar Covid-19.
“Double mask dengan masker medis dan masker kain itu dapat meningkatkan proteksi. Efektif bisa sampai 85 persen menurunkan risiko terpapar virus Covid-19,” kata Eric saat dihubungi Indonesia.com, Juni lalu.
Namun, penggunaan dua masker ini tak disarankan dalam jangka waktu lama. Eric menyarankan penggunaan masker double maksimal enam jam.
“Masker harus diganti setiap enam jam. Apalagi kalau batuk, keringetan, maka masker jadi basah. Maka setidaknya diganti enam jam sekali,” tuturnya.
Selain itu, tali masker juga disarankan disilang (knot) agar tak ada celah virus masuk dari samping. Dengan menyilangkan tali masker, maka tak akan ada bagian longgar saat menggunakan masker. Menyilangkan tali masker juga meminimalisasi risiko virus masuk lewat samping tanpa tersaring masker.
“Pakai masker medis yang disimpul talinya supaya tidak ada celah terbuka. Kalau di kedokteran, kami pakai masker bedah yang disimpul supaya tidak terjadi kebocoran dari pinggir,” kata Eric.
Jumlah penambahan kasus positif virus corona memang tidak sebanyak ketika terjadi lonjakan pada Juli dan Agustus 2021. Namun, pemerintah tak ingin masyarakat menjadi abai protokol kesehatan.
Meski perlindungan perlu ditingkatkan, penggunaan hanya masker kain tiga lapis tidak disarankan. Menurut Dokter Eric, masker kain memberikan perlindungan paling rendah dibanding masker lainnya.
Penggunaan masker kain dibolehkan jika dipakai untuk bagian luar masker medis. Masker kain juga harus dicuci setelah digunakan dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering.
Masker kain yang dibiarkan basah dalam jangka waktu lama memungkinkan risiko tumbuhnya jamur. Penggunaan yang terlalu lama justru berisiko terkena infeksi jamur.
Sama halnya dengan masker kain tiga lapis, penggunaan masker medis rangkap juga tak dianjurkan.
Nafiandi, dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara mengungkapkan bahwa masker medis rangkap justru tak lebih efektif dibanding rangkap masker kain dan masker medis.
“Dianjurkan untuk menggunakan masker bedah di dalam dan masker kain di luar karena pemakaian seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan dapat memblokir 80 persen partikel,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima Indonesia.com beberapa waktu lalu.
Wita Prominensa, dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis juga tidak menganjurkan masyarakat untuk menggunakan masker kombinasi double disposable masks.
“Pemakaian masker bedah double dengan jenis yang sama tidak direkomendasikan karena tidak akan memberikan perlindungan yang lebih baik. Masker bedah masih memiliki area open face pada sisi samping dan berpotensi terjadi kebocoran (leaking structure),” ujar Wita.
Dengan kata lain, penggunaan masker bedah secara berlapis atau double tidak akan meningkatkan kemampuan filtrasi dan kesesuaian masker.
Agar terhindar dari penularan Covid-19 masker harus menutupi hidung dan mulut, pastikan tangan bersih waktu memakai masker, jangan menyentuh masker yang digunakan, hindari menyentuh bagian depan masker ketika membuka masker dan buka masker dari belakang.
Setelah membuka masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
(fby/agn)