Syukur dan Haru Warnai Misa Malam Natal di Katedral Jakarta



Jakarta, Indonesia —

Misa Malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Jumat (24/12) berjalan lancar. Tahun ini, Misa Natal kembali digelar secara terbatas untuk kedua kalinya akibat kehadiran varian covid-19 Omicron di Indonesia.

Banyak jemaat mengaku bersyukur dengan pelonggaran protokol kesehatan saat penyelenggaraan Misa Natal. Meski begitu, ada pula jemaat yang terpaksa pulang dengan kecewa lantaran belum berhasil mengikuti misa di Gereja Katedral.

Sinta (69) merupakan salah satu jemaat yang beruntung bisa melaksanakan Misa Natal dengan khidmat di Gereja Katedral. Bersama suami dan anaknya, mereka mengikuti misa tatap muka sesi kedua yang dimulai pukul 20.00 WIB.

Meski dilakukan secara terbatas, kata dia, hal tersebut sama sekali tidak mengurangi esensi perayaan Natal. Ia tetap dapat khidmat mengikuti ibadah misa.

Apalagi tahun sebelumnya, Sinta dan keluarganya, tidak cukup beruntung untuk mendapatkan kesempatan ibadah tatap muka. Karenanya, kesempatan langka ini ia manfaatkan semaksimal mungkin.

“Kami enggak bisa ikut ibadah pada Natal 2020, cuma ikut secara daring. Tahun ini sangat mengharukan lah ya,” ujarnya ketika ditemui sesuai Misa Natal.

Tak jauh berbeda, Yosi (45) juga mengaku bersyukur bisa menjalani ibadah misa di Gereja Katedral bersama istri dan anaknya.

Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak 2020 membuat perayaan Natal tahun ini begitu terasa lebih semarak. Ia juga tidak terlalu memusingkan sejumlah protokol kesehatan yang diterapkan oleh pihak gereja.

Toh, menurutnya, hal itu semata-mata demi kebaikan jemaat juga. Kondisi pandemi yang sudah jauh lebih baik juga menjadi pertimbangannya untuk beribadah secara tatap muka.

“Apapun yang terjadi saya selalu bersyukur apalagi masih diberikan kesempatan dibandingkan tahun lalu,” kata Yosi.

Kondisi berbeda justru dirasakan oleh Sheli. Perempuan berusia 21 tahun tersebut terpaksa harus berlapang dada karena tidak bisa mengikuti Ibadah Misa di Katedral untuk kedua kalinya.

Ia mengaku kembali tidak mendapatkan kuota di kedua sesi misa yang telah disediakan pihak gereja. Kendati demikian, Sheli tidak sepenuhnya merasa gagal.

Meskipun tidak dapat ikut ibadah misa, setidaknya ia diberikan kesempatan untuk merasakan semarak perayaan Natal di area pekarangan Gereja Katedral. Hal yang tidak bisa ia dapatkan pada Natal tahun lalu.

“Iya sebenarnya ingin ibadah juga, enggak cuma foto-foto. Tetapi gagal karena keterbatasan kuota, tahun lalu juga gitu,” ujarnya.

Ia berharap pandemi segera berakhir dan aktivitas kembali dapat berjalan dengan normal agar jemaat bisa kembali merasakan ibadah secara tatap muka.

“Biar bisa kumpul, bisa kembali ke gereja lagi seperti dulu-dulu lagi, capek juga kan kayak gini terus,” tuturnya.

Sebelumnya, Humas Katedral dan Keuskupan Agung Jakarta, Susyana Suwadie mengatakan pihaknya telah membatasi kapasitas maksimal jemaat gereja 40 persen.

Dalam satu kali misa, Keuskupan hanya mengizinkan 650 jemaat. Mereka tersebar di tiga titik, yakni 310 di dalam gereja, 210 di aula atas, dan 130 jemaat sisanya di luar ruangan.

Susyana mengatakan pada 24-25 Desember Gereja Katedral Jakarta Pusat menggelar enam kali misa dengan pembagian tiga kali misa per hari.

Dari tiga misa tersebut satu di antaranya hanya dilakukan secara daring, sementara dua lainnya digelar secara hybrid.

Pada 25 Desember besok, Misa akan digelar pukul 09.00 WIB secara hybrid, pukul 11.00 WIB secara online, dan pukul 17.00 WIB secara hybrid.

“Jadi sekarang ini satu kali misa itu 650,” kata Susyana saat ditemui di halaman Katedral, Jakarta Pusat, Jumat (24/12) malam.

(tfk/sfr)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *