Tak Cuma soal Omicron, Pemerintah Ingatkan Potensi KLB di Masa Pandemi



Jakarta, Indonesia —

Kemunculan varian Omicron dengan cepat membuat berbagai negara menerapkan langkah antisipasi, termasuk Indonesia. Meski belum banyak yang diketahui tentang varian ini, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dan segera mengikuti vaksinasi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Omicron dalam kategori varian yang wajib jadi perhatian, atau variant of concern.

Per Minggu (28/11), pemerintah pun memberlakukan pembatasan perjalanan dari negara-negara yang terdeteksi terserang varian Omicron.

“Jadi hal awal yang kita ketahui adalah, untuk pertama kalinya dalam sejarah pandemi, semua respon dan antisipasi dilakukan dalam waktu yang singkat, dengan kesigapan tingkat tinggi di segala bidang,” ujar Reisa.

Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa respon pandemi memang harus berbasis ilmu, sains, dan temuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Di sisi lain, semua virus dipastikan akan selalu bermutasi.

Hingga saat ini, WHO belum menjelaskan apabila Omicron lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya. Ahli epidemiologi Afrika Selatan juga belum memiliki cukup data untuk menentukan implikasi klinis Omicron dibandingkan varian sebelumnya.

Reisa menyebut, akan ada lebih banyak informasi dalam beberapa waktu mendatang. Pada saat bersamaan, para ahli juga meningkatkan kerja sama dalam mempelajari bagaimana mutasi Omicron berdampak kepada manusia.

“Namun satu hal lagi yang sudah pasti. WHO menyarankan warga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia melindungi diri, keluarga dan orang tercinta mereka dengan memutus penyebaran Covid-19,” tegas Reisa.

Cara melindungi diri dan keluarga itu, antara lain dengan memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak, tidak berkerumun, dan selektif bepergian. Raisa menambahkan untuk memperhatikan ventilasi ruangan, sanitasi, dan kebersihan.

“Jangan keluar rumah apabila sakit, pastikan tetap dirumah, dan segera dites. Apabila hasil positif namun gejala ringan, isolasi mandiri yang benar akan mempercepat kesembuhan,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, setidaknya ada 4 hal yang menjadi perhatian terkait varian baru Covid-19, yaitu transmisi atau tingkat penularannya, virulensi atau tingkat keparahannya, efektivitas tata laksana atau respon pengobatan, serta proteksi vaksin.

“Omicron diduga memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi serta kemampuan untuk menghindar dari kekebalan tubuh kita. Namun tidak ada bukti dalam peningkatan keparahan, terutama pada individu yang telah divaksin, serta deteksi virus melalui pemeriksaan laboratorium saat ini masih sangat efektif,” tutur Nadia.

Per 30 November, sebanyak 20 negara melaporkan pertambahan kasus Omicron dan kemungkinan terus bertambah. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, serta tetap melakukan berbagai upaya seperti disiplin protokol kesehatan serta vaksinasi.

Lebih jauh, Nadia mengingatkan tentang potensi terjadi KLB atau kejadian luar biasa di tengah pandemi. Pasalnya, cakupan imunisasi rutin yang mengalami penurunan. Hal ini membuat anak-anak masuk dalam kelompok rentan terserang penyakit yang semestinya bisa dicegah dengan imunisasi.

Data pada Oktober 2021 menunjukkan, baru 31,5 persen dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia yang telah mencapai target imunisasi dasar lengkap, dengan sejumlah wilayah sudah melaporkan kejadian, baik yang bersifat sporadik ataupun sudah masuk kategori KLB.

Nadia meminta masyarakat segera hubungi puskesmas setempat jika menemukan anak dengan lumpuh layuh akut, demam disertai bintik-bintik merah atau nyeri tenggorokan, sehingga mendapatkan penanganan segera. Dia juga menegaskan bahwa cakupan imunisasi perlu menjadi perhatian pemerintah daerah.

“Upaya untuk melengkapi cakupan imunisasi rutin perlu dilakukan terutama di saat pandemi Covid-19 dapat kita kendalikan seperti saat ini,” tegasnya.

Terakhir, Nadia mengimbau masyarakat untuk bijak menyikapi relaksasi berbagai kegiatan, serta selektif memilih kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan mengedepankan protokol kesehatan.

“Kita semua bisa berkontribusi dalam penanganan Covid-19. Apapun posisi kita, kita harus mampu untuk mengedukasi, mengubah perilaku, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19,” tandasnya.

(rea)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *