Tak Layak Diberi Vaksin Covid-19
Covid-19 terbukti bisa menginfeksi hewan, termasuk di antaranya anjing dan kucing.
Menurut Departemen Pertanian AS, setidaknya 15 spesies hewan, termasuk hewan peliharaan dan hewan liar, telah tertular Covid-19.
Meski demikian, hewan peliharaan dinilai tidak mungkin sakit parah akibat virus Corona dan juga tidak mungkin menularkan Covid-19 ke manusia.
Menurut Administrasi Makanan dan Obat-obatan dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC AS) risiko hewan menyebarkan Covid-19 ke manusia dinyatakan rendah.
“Vaksin sangat tidak mungkin, saya pikir, untuk anjing dan kucing,” kata Will Sander, asisten profesor di Departemen Kedokteran Klinis Hewan, University of Illinois Urbana-Champaign.
Ia mengatakan laporan risiko penyebaran penyakit pada hewan peliharaan sangat rendah sehingga vaksin apa pun tidak layak diberikan.
Jadi, hewan peliharaan yang terkena virus Corona jarang terjadi. FDA melaporkan bahwa “sebagian kecil” hewan peliharaan di seluruh dunia yang telah dites positif virus Corona sedikit dari mereka yang akan sakit parah akibat virus yang pertama dideteksi di China itu.
Jika anjing atau kucing sakit, mereka mungkin memiliki gejala Covid-19 yang mirip manusia, seperti demam, batuk, kesulitan bernapas, bersin, pilek, diare, dan muntah.
Hal itu lantaran virus Corona yang menyebar ke hewan peliharaan jika terjadi kontak erat, mencium hewan, membelai, atau tidur di ranjang yang sama dengan hewan peliharaan jika Tengah terpapar Covid-19.
Ahli menyarankan jika seseorang di rumah dinyatakan positif Covid-19, pisahkan orang itu dari semua orang, termasuk hewan peliharaan.
Meskipun belum ada vaksin kucing atau anjing untuk Covid-19, mengikuti vaksinasi pada individu Anda termasuk dosis booster Covid-19 dinilai dapat membantu melindungi semua orang di rumah, termasuk hewan.
Jika merasa hewan peliharaan terinfeksi virus Corona, atau sakit dengan gejala yang menunjukkan layaknya terpapar virus Corona, disarankan segera hubungi dokter hewan terdekat, menurut laporan New York Times.
Menurut CDC, tes Covid-19 untuk hewan peliharaan mungkin direkomendasikan jika hewan tersebut telah melakukan kontak langsung dengan seseorang pasien.
Namun, dokter hewan didorong untuk mempertimbangkan penyebab penyakit lain yang lebih umum pada hewan, dan harus menggunakan penilaian klinis ketika memutuskan apakah akan menguji hewan untuk SARS-CoV-2.
Mengingat frekuensi hewan peliharaan yang sakit secara simtomatik dengan Covid-19 rendah, serangga atau penyakit lain mungkin menyebabkan hewan peliharaan Anda merasa tidak enak badan.
Menurut CDC, jika dokter hewan memutuskan untuk menguji hewan peliharaan Anda, itu akan melalui swab oral, orofaringeal (tenggorokan) atau dubur, dikutip Cnet.
(can/fjr)