Tanah Masih Panas Hambat Pencarian Warga Hilang di Erupsi Semeru



Jakarta, Indonesia —

Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru Kolonel Inf Irwan Subekti mengakui masih menemui sejumlah kendala dalam pencarian sisa korban erupsi.

Salah satunya, kondisi lapangan berpasir ditambah tanah yang masih panas.

“Ini mengalami kendala yang sangat berat, karena sampai saat ini wilayah yang terdampak itu pasir, tanahnya masih kondisi panas,” kata Irwan dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (7/12).

Selain itu, menurut Irwan, faktor juga menjadi kendala tersendiri dalam upaya pencarian korban. Apalagi, dalam beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur wilayah terdampak erupsi Semeru.

Irwan mengatakan, kondisi Semeru yang masih aktif dalam beberapa waktu terakhir juga membuat pencarian tidak optimal. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya juga mencatat, setidaknya Semeru mengalami erupsi tiga kali sejak Selasa dini hari.

“Situasi di lereng Semeru masih menunjukkan peningkatan tanda-tanda yang perlu kewaspadaan tinggi, tadi pagi ada ledakan dua kali. Begitu juga utk lahar panas yang setiap saat juga dapat pengaruhi pencarian,” jelasnya.

Irwan menambahkan, pihaknya diberikan waktu satu minggu untuk mencari korban yang belum ditemukan akibat erupsi. Berdasarkan data terakhir, sampai saat ini masih ada 22 orang yang dinyatakan hilang.

Bangun Jembatan Gantung

Dalam kesempatan sama, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan pemerintah bakal membangun jembatan gantung sementara untuk menjadi akses usai Gladak Perak putus akibat erupsi Gunung Semeru. Jembatan gantung sementara itu bisa menjadi akses roda dua dan tiga untuk mengirimkan bantuan logistik.

“Karena jembatan ini putus, akan dibangun jembatan gantung untuk akses roda dua dan tiga. Roda tiga fungsinya untuk mendistribusikan logistik yang bisa diangkut,” kata Thoriq dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/12).

Jembatan Gladak Perak putus usai erupsi Semeru pada Sabtu (4/12). Jembatan ini menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Akibat terputusnya jalur tersebut, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang hanya dapat diakses melalui Malang. Sementara, arus kendaraan dari Lumajang menuju Malang dan sebaliknya untuk sementara dialihkan melalui Probolinggo.

Menurut Thoriq, keputusan itu diambil setelah Presiden Joko Widodo menyambangi lokasi terdampak erupsi Semeru siang tadi. Selain membangun jembatan darurat, pemerintah juga bakal membuat jalur alternatif agar kendaraan roda empat dapat melalui daerah terdampak erupsi.

“Akan dilakukan pembangunan jalan dari Pasirian-Tempursari-Pronojiwo. Jadi jalan ini adalah jalan yang digunakan masyarakat untuk berkebun. Lahannya milik Perhutani, tadi disampaikan Pak Presiden akan dikoordinasikan antar kementerian bahwa jalan yang milik Perhutani itu akan dijadikan jalan umum,” ujar Thoriq.

(dmi/ain)

[Gambas:Video ]







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *