Tesla Kembali Digugat perihal Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Produsen mobil listrik, Tesla kembali diguncang isu pelecehan seksual yang dialami karyawannya. Dengan begitu kasus pelecehan seksual terungkap dua kali dalam sebulan ini.
Tesla sebelumnya dihantam gugatan soal pelecehan seksual di dalam perusahaan. Hal itu diungkap oleh karyawan Tesla, yang telah mengajukan gugatan atas tuduhan pelecehan seksual di tempat kerja.
Erica Cloud, seorang pekerja di jalur perakitan Tesla, mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Alameda County California. Ia mengklaim telah mengalami pelecehan seksual “terus menerus dan meluas” di pabrik tempat dia bekerja.
Seperti dicatat oleh Reuters, gugatan Cloud menuduh bahwa manajernya memeluk dan memijat dirinya, mengklaim bahwa dia diminta tunduk pada pernyataan vulgar dan seksual manajernya.
Ia juga menuding Tesla tidak berbuat banyak untuk mengatasi potensi terjadinya pelecehan seksual di lingkungan kerja.
Manajer Cloud diduga melakukan aksi balas dendam setelah dia membawa masalah ini ke departemen kepegawaian, Tesla.
Gugatan ini terjadi saat tepat setelah Jessica Barraza, seorang pekerja produksi di Tesla, mengajukan gugatan ke pengadilan. Ia menuduh “pelecehan seksual yang merajalela” marak terjadi di pabriknya di Fremont, Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Reuters, dalam gugatanya Barraza mengklaim bahwa dia disentuh secara tidak pantas, diperlakukan tidak pantas, dan menjadi sasaran komentar seksual di tempat kerja.
Dia juga menuduh bahwa manajernya tahu tentang aksi pelecehan itu. Namun manajernya juga menjadi bagian dalam perilaku yang sama.
Oktober lalu Tesla diperintahkan membayar denda US$137 juta sehubungan dengan insiden lain di pabrik Fremont, menurut laporan The Verge.
Owen Diaz, mantan operator lift kulit hitam di perusahaan itu mengatakan dia mengalami pelecehan dan diskriminasi rasial. Karyawan Tesla itu kemudian mengajukan gugatan class action yang menuduh tindakan rasisme di pabrik Fremont.
(can/fjr)