Tetua Hazara Janji Dukung Taliban Meski Kerap Dipersekusi



Jakarta, Indonesia —

Lebih dari seribu orang suku Hazara yang beraliran Syiah berjanji mendukung pemerintahan Taliban di Afghanistan meski komunitas mereka kerap mengalami persekusi.

AFP melaporkan bahwa para tetua tersebut mendeklarasikan dukungan mereka dalam rapat pada hari ini, Kamis (25/11).

Pemimpin senior Hazara yang juga mantan anggota parlemen, Jafar Mahdawi, mengatakan pemerintahan sebelumnya di bawah Presiden Ashraf Ghani merupakan masa paling kelam dalam sejarah Afghanistan.

“Afghanistan tak punya kemerdekaan dan kedutaan (asing) mengatur setiap aspek pemerintah. Terima kasih Tuhan, kami sudah melewati masa kelam ini,” ujar Mahdawi.

Sejak Taliban berkuasa pada Agustus lalu, lanjutnya, aturan baru diterapkan dan perang pun berakhir. Menurut Mahdawi, korupsi di negara itu juga berakhir dan keamanan meningkat.

Meski demikian, dia tetap meminta agar pemerintahan lebih inklusif dan mendorong Taliban membuka sekolah-sekolah bagi anak perempuan.

“Beberapa pekan ke depan atau bulan, kami berharap melihat pemerintahan inklusif yang merepresentasikan semua kalangan,” ucap Mahdawi.

Hampir seluruh pejabat di pemerintahan interim yang diumumkan sebelumnya berasal dari suku Pasthun, suku mayoritas Taliban. Pemerintahan itu juga tak melibatkan satu pun perempuan.

Taliban turut buka suara dalam pertemuan tersebut. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan bahwa pembangunan kembali negara adalah prioritas.

“Jihad kami melawan pendudukan asing sudah berakhir dan sekarang kami akan memulai jihad untuk membangun negara,” ujar Mujahid.

Menurut data, suku Hazara di Afghanistan hanya 10 hingga 20 persen dari total 38 juta penduduk negara itu. Mereka kerap mengalami persekusi oleh mayoritas Sunni, bahkan Taliban.

Dalam dua dekade terakhir, mereka juga menjadi target Taliban dan kelompok ekstremis ISIS lantaran dianggap sesat.

Pada 1998, Taliban pernah melakukan pembunuhan massal. Menurut catatan Human Rights Watch, setidaknya ada 2.000 warga sipil yang dieksekusi, kebanyakan warga Hazara.

[Gambas:Video ]

Beberapa tahun belakangan, sejumlah serangan bom juga membunuh dan melukai puluhan orang Hazara di Kabul serta beberapa kota lain.

Hanya selang beberapa hari usai Taliban berhasil menduduki istana kepresidenan di Kabul, patung pemimpin terkemuka suku Hazara di Bamiyan, juga dihancurkan.

Selain itu, Taliban juga dilaporkan membunuh 13 orang dari etnis Hazara di Afghanistan, termasuk sembilan mantan tentara yang menyerahkan diri dan satu remaja putri berusia 17 tahun.

Berdasarkan laporan hasil investigasi teranyar Amnesty International, pembunuhan itu terjadi di Distrik Khidir, Provinsi Daykundi, pada 30 Agustus lalu.

(isa/has)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *